Musuh yang selama ini dihindari oleh Brigadir J adalah orang yang selalu ia lindungi, yakni atasannya, Ferdy Sambo.
Terkadang di dunia ini tidak ada yang bisa dipercaya oleh mata. Istilah musuh dalam selimut, menjegal kawan seiring, menggunting dalam lipatan, adalah nyata. Dari kasus ini kita belajar, bahwa sebaik-baiknya pelindung adalah Tuhan, melalui diri kita sendiri. Percaya kepada orang lain bukan berarti menyerahkan hidup kita kepadanya. Percaya kepada orang lain adalah sebuah konsep sederhana hidup manusia. Maka, bertemanlah dengan manusia yang manusiawi.
3. Kebenaran akan terungkap walau dunia mengelabuinya
Kasus ini sebenarnya sudah direkayasa oleh Ferdy Sambo, dengan melibatkan banyak orang dari institusi polri. Banyak pejabat yang terseret namanya dalam kasus ini dan menjalani sanksi etik. Awalnya, kasus ini dibuat seakan-akan terjadi tembak-menembak antara sesama polisi. Tetapi walhasil, kebenarannya terungkap juga seiring berjalannya waktu.
Sehingga, pelajarannya adalah seberapapun kebusukan yang kita pendam, akan terungkap ke permukaan, cepat atau lambat. Kebenaran adalah wujud rahmat Tuhan bagi semesta. Sehingga pasti akan terlihat pada akhirnya. Kalaulah hari ini kita belum menyaksikan kebenaran di depan mata, maka ketahuilah, sebelum senja tiba, ia akan terungkap, walau dengan versi yang berbeda.
Tugas kita sebagai manusia adalah beribadah kepada Tuhan, bersosialisasi dengan baik antara sesama manusia, menjaga hubungan baik dengan alam dan melaksanakan fungsi dan tugas kemanusiaan di bumi ini. Jika itu dilakukan, maka kebahagiaan akan menjadi selimut dalam tidur panjang kita kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H