Nabi Muhammad Saw merupakan utusan terakhir pembawa risalah tauhid, yang kini ajarannya meluas hingga seantero dunia. Ia dilahirkan pada 12 Rabi'ul Awwal Tahun Gajah. Disebut tahun Gajah sebab pada masa tersebut terjadi penyerangan Ka'bah oleh pasukan Gajah yang dipimpin Abrahah, Gubernur Habasyah. Hal tersebut diabadikan dalam surah Al-Fil.
Pada literatur lain menyebutkan bahwa kelahiran nabi terjadi 9 Rabi'ul Awwal. Namun Jumhur Ulama'Â berpendapat ditanggal 12, sebagaimana yang telah disebutkan oleh syair-syair, baik dalam kitab maulid maupun lantunan sholawat.
 Sang nabi tercinta lahir dalam keadaan yatim. Ayahnya, Abdullah, wafat ketika ibunya sedang mengandung. Sebagai manusia teramat mulia, siapapun yang berada didekatnya, tentu akan merasakan kemuliaannya, termasuklah ibundanya, Aminah. Tiada merasakan susah atau payah dalam mengandung calon utusan Allah ini.
Dalam kitab maulid disebutkan bahwa pada saat mengandung nabi, ditahun yang sama, semua wanita yang hamil akan melahirkan anak laki-laki. Tentu saja hal demikian sebagai bukti keistimewaan nabi, dan menjadi keistimewaan juga untuk ibu yang mengandungnya, karena anak laki-laki pada masa itu lebih diharapkan kelahirannya dibanding perempuan.
Saat akan melahirkan, ibu nabi, Aminah, mendapatkan taufiq berupa kehadiran Sayyidah Maryam dan Sayyidah Asiyah. Dalam riwayat lain bahkan ada beberapa nama yang turut menemani proses kelahiran nabi. Tetapi selaku bidan adalah Syaffaa' atau diksi lain menyebutnya Syifa'. Ia adalah ibunda dari sahabat nabi yang kaya, yakni Abdurrahman bin 'Auf.
Ketika Syaffaa' membantu prosesi kelahiran, maka terjadilah keajaiban-keajaiban sebagai tanda telah lahir manusia penerus nabi-nabi terdahulu. Diantara keajaiban tersebut adalah hadirnya cahaya yang melebihi cahaya yang ada, nuuron faqo kulla nuur, sehingga dengan cahaya tersebut tampaklah gedung-gedung bangsa Rum.
Jika bangsa Rum yang dimaksud adalah negara Turki yang sekarang, maka jarak antara Saudi Arabia dengan Turki lebih kurang 1900 km. Di era sekarang, cahaya apakah yang mampu menerangi semesta hingga dapat melihat gedung dengan jarak sepanjang itu?
Dalam riwayat lain, sang ibu, Aminah, bahkan memancarkan sinar cahaya dari tubuhnya pasca melahirkan hingga cahaya itu menerangi negeri Syam. Jika dikalkulasikan jaraknya adalah lebih kurang 1300 km. Cahaya apa pula yang mampu menerangi suatu wilayah hingga sekian ribu km?
Baru lahir dan wujud ke alam dunia saja sudah sedemikian hebat, apalagi setelah ia diangkat menjadi nabi dan rasul pamungkas. Tentu saja dunia berada dalam genggamannya.
Nabi Muhammad Saw terlahir dalam keadaan terkhitan. Hal ini menunjukkan bahwa Allah telah menjaga kemuliaan Nabi Muhammad Saw, bahkan hingga hal yang paling detail sekalipun.
Kelahiran nabi membawa kebahagiaan bagi dunia. Semua menyambutnya dengan suka cita. Sebaliknya, kelahiran beliau menjadi nestapa bagi kaum-kaum penyembah selain Allah. Sebagaimana api kaum Majusi sekian ribu tahun padam saat kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Hal yang pasti adalah manusia pilihan ini mampu menyeimbangkan dunia. Atas usahanya tersebut, implikasinya dirasakan oleh manusia sekarang. Problematika bangsa Arab terdahulu, seperti soal gender, kini mulai sirna. Siapapun boleh menjadi apa dan siapapun berhak untuk mendapatkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H