Mohon tunggu...
Ega Wahyu P
Ega Wahyu P Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pengelana dari negeri Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku dan Warna Kehidupan

11 Juni 2022   08:27 Diperbarui: 11 Juni 2022   08:29 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tetapi disaat aku mengira itu adalah hidup, ternyata cahaya terang ada di taman komplek. Cahaya itu indah, dan sedikit menyadarkanku, bahwa disanalah kehidupan.

Lantas, apakah aku pantas menjalani hidup yang tidak pernah aku pinta, tetapi sungguh menyiksa?

Kemanakah Tuhan, yang berjanji untuk berlaku adil pada semua? Apakah aku hidup hanya menunggu keberuntungan datang? Atau aku hanya beruntung karena telah dilahirkan?

Aku takut hidup ini berakhir, tetapi aku tersiksa jika terus hidup seperti ini. Aku adalah makhluk bertuhan, tetapi hidupku bagai lilin di Pulau Simping, sendiri tanpa arti, sendiri tanpa nama.

Aku adalah pengelana dunia, yang selalu terjegal oleh kehidupan nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun