Mohon tunggu...
Ega Wahyu P
Ega Wahyu P Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pengelana dari negeri Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muda Berkarya, yang Tua Diam Saja

3 Juni 2022   13:09 Diperbarui: 3 Juni 2022   13:14 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muda Berkarya, Yang Tua Diam Saja

Tulisan ini bukan sindiran ataupun perintah paduka pada hamba. Kenyataannya memang begitu, kaum muda akan menjadi sapi perah bagi tetua malas yang enggan belajar.

Peristiwa ini terjadi di kota-kota besar. Kelompok muda dan perkumpulan tetua terlihat sekali perbedaannya. Sebut saja di kantor, para senior, atau mereka yang sudah menghantui gedung sekian tahun, malas berkreasi terhadap perubahan zaman.

Agar perusahaan tetap bergerak, omset meningkat, pengeluaran minimalis, menjadi beban kaum muda. Seolah-olah keberhasilan hari esok ditentukan dari keringat pemuda yang mengucur deras dari kening hingga sekujur tubuh.

Pejabat di kantor plat merah juga demikian. Pegawai baru yang belum merasakan panasnya kursi, sedemikian rupa disetting menjadi babu kantor. Layaknya seorang hamba, tak jarang mereka melayani pekerjaan para senior itu. Bahkan, kepentingan di luar kantor ikut masuk dalam rangkaian pekerjaan pemuda.

Ayolah, kawan. Zaman perbudakan sudah lepas sekian abad lalu. Bukan berarti pemuda yang freshgraduate ini boleh engkau main-mainkan.

Wajar saja jika pemuda enggan berkontribusi lebih di masyarakat. Mereka seringkali dimanfaatkan, bukan diberdayakan. Alasan tetua, sebab mereka masih muda dan harus berkarya. Sementara yang tua, hanya diam saja menunggu malaikat pencabut nyawa.

Suatu organisasi saling membutuhkan kedua generasi. Tetua dengan pengalaman hidupnya, pemuda dengan kamus pengetahuannya. Kombinasi keduanya tentu akan melahirkan peradaban manusia yang berkemajuan, unggul dan beradab.

Tetapi, tidak semua angan tersebut berjalan mulus. Terkadang masih ada pula tetua kampung yang enggan melakukan perubahan. Mereka terjebak dalam retorika hidup yang sederhana.

Silakan saja tuan puan hendak begitu. Tetapi ingat, pemuda bukan budak ataupun babu. Mereka adalah cerminan masa depan bangsa. 

Jika ingin melihat bangsa ini maju, maka perbaiki pemuda hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun