3. Pemimpin Quraisy tidak menerima ajaran kebangkitan dan pembalasan di akhirat
Satu hal yang mutlak ditolak oleh kafir Quraisy adalah adanya hari kebangkitan dan pembalasan di akhirat. Sebelumnya mereka tidak mengenal surga neraka, pembalasan di akhirat maupun alam barzakh. Kaum Quraisy menganggap hidup ini sekali dan harus dipuas-puaskan di dunia. Ketika hidup mereka yang glamor dan penuh penistaan terhadap orang yang lemah, tentu akan mendapat balasan yang tidak diinginkan di akhirat. Sehingga ajaran yang mengatakan demikian seperti Islam jelas ditolak oleh masyarakat Arab Quraisy.
Sebenarnya bukan tidak adanya bukti kebenaran ajaran Islam pada masa itu. Bukti yang nyata telah banyak disampaikan. Bahkan telah mereka saksikan dengan kedua mata zahirnya. Namun karena keegoan yang besar, mereka memilih tetap berada dijalannya dan mengindahkan ajakan Nabi Muhammad Saw yang terpercaya dan diakui sifat amanahnya.
4. Terbiasa taklid kepada ajaran nenek moyang
Orang Quraisy memegang teguh ajaran nenek moyang mereka. Ajaran tentang mengundi nasib dengan panah, atau menyembah patung dan berhala menjadi keyakinan mereka. Sehingga bilamana ada ajaran yang menentang ajaran tersebut, tentu saja akan dilawan dan dimusuhi.
Islam tentu tidak menghendaki umatnya menyembah patung maupun berhala yang tidak dapat memberikan pertolongan sedikit pun. Maka dari itu ajaran nenek moyang yang bertentangan dengan Islam hendaknya dijauhi bahkan disingkirkan. Walau nabi dan umat Islam pada masa itu mendakwahkan Islam dengan kelembutan dan keramahan, tetap saja mereka memusuhi nabi.
Percaya tanpa proses validasi hanya melahirkan taklid buta. Tidak menyadari kebenaran hakiki yang telah terbentang didepan mata. Apabila datang suatu berita, hendaklah dilihat kebenaran itu secara komprehensif.Â
5. Menghalangi rezeki pemahat dan penjual patung
Sudah tentu ajaran nabi menjadi musuh bagi penjual dan pemahat patung. Karena Islam tidak menghendaki umatnya menyembah patung ataupun berhala. Apabila ajaran Islam telah meluas hingga penjuru dunia, tentu saja akan menjadi ancaman bisnis bagi para pemahat dan penjual patung. Jika demikian adanya, sama saja rezeki mereka terputus dan tidak akan mendapat penghasilan lagi.
Secara logika boleh saja berpikir demikian. Tetapi jika melihat esensi keimanan, tentu saja rezeki sudah diatur oleh Allah Swt. Tidak akan mungkin seseorang meninggalkan sesuatu karena Allah, kecuali Allah berikan ganti yang lebih baik.
Demikian lima faktor yang menyebabkan kaum Quraisy menolak ajaran Nabi. Sebagaimana pun usaha untuk menolak kebenaran, kebenaran itu tetap akan abadi. Sekuat apapun mempertahankan kebatilan, kebatilan itu akan lenyap dan hilang dari permukaan.