Mohon tunggu...
Wahyu Prakoso
Wahyu Prakoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tugas Tugas Tugas dan Tugas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kemanusiaan dalam Pemberdayaan Keluarga Dhuafa

5 Januari 2023   01:02 Diperbarui: 6 Januari 2023   13:10 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai manusia kita harus bisa menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia dan mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira, karena sejatinya manusia merupakan mahkluk sosial yang selalu berinteraksi dan saling membutuhkan satu sama lain.

Sebelumnya, kami ingin menyampaikan bahwa artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman kami dalam melakukan pemberdayaan salah satu keluarga dhuafa di daerah Jakarta Pusat. Artikel ini kami buat untuk memberikan sedikit wawasan kepada pembaca tentang pentingnya saling membantu sesama dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Pada awalnya, kegiatan ini memang merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen kami untuk melakukan pemberdayaan terhadap salah satu keluarga dhuafa. Keluarga dhuafa adalah orang-orang yang hidup dalam kemiskinan dan kelemahan yang terus menerus, seperti fakir miskin, anak terlantar, dll. Kami telah melakukan observasi dan mencari keluarga dhuafa di sekitar Jakarta Pusat, tepatnya di kelurahan Duri Pulo.

Salah satu keluarga dhuafa yang kami temui di Jakarta Pusat adalah Keluarga Kakek  Mardani dan Nenek Saparni . Kakek Mardani telah berusia 68 Tahun dan Nenek Saparni telah berusia 63 Tahun. Mereka merupakan salah satu keluarga dhuafa yang kurang mampu secara ekonomi, kami melihat banyak permasalahan ekonomi yang sedang dialami oleh keluarga Kakek Mardani. Mereka bercerita bahwa mereka telah ditinggalkan sang anak entah kemana, namun beliau harus mengurus dua orang cucunya yang dititipkan oleh sang anak sejak mereka masih bayi. Kini kedua cucunya sudah berusia 10 tahun dan 9 tahun. Mendengar hal tersebut kami sangat prihatin sekaligus takjub karena dengan kondisi yang sedang dialami oleh Kakek Mardani dan Nenek Suminah tersebut mereka tetap berusaha untuk menghidupi kedua cucunya. 

Kakek Mardani bercerita bahwa dulu ia seorang penjual gorengan, namun usahanya terdampak oleh pandemic Covid-19 sehingga tidak memiliki modal untuk melanjutkan usahanya tersebut. Beliau akhirnya beralih menjadi pengepul barang bekas untuk beberapa saat, tetapi karena pendapatan beliau tidak dapat mencukupi keluarganya, akhirnya mereka memutuskan untuk memberhentikan sekolah sang cucu.

Mendengar hal tersebut membuat kami kaget, kami bersyukur bisa hidup dikeluarga yang cukup. Kami merasa bahwa pasti masih banyak diluar sana yang nasibnya seperti keluarga Kakek Mardani. Pada akhirnya kami memutuskan untuk memberikan sedikit bantuan untuk keluarga Kakek Mardani dan Nenek Suminah dengan memberikan bantuan dana sebesar Rp.1.450.000 untuk meringankan kebutuhan hidup sehari hari dan untuk modal usaha Kakek Mardani.

Kami hanya bisa berharap bantuan yang kami berikan dapat bermanfaat bagi keluarga beliau untuk meningkatkan kondisi ekonominya agar cepat pulih. Dari pengalaman tersebut kami belajar bahwa sikap saling membantu sesama manusia itu ternyata sangatlah penting, karena kita tidak tahu, diluar sana berapa banyak orang-orang seperti keluarga Kakek Mardani dan kita tidak tahu berapa banyak orang yang membutuhkan bantuan kita. Kami sangat berharap bagi para pembaca untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat di ayat (2) pada Pancasila agar nilai-nilai kemanusiaan tetap hidup di Indonesia.  

Pemberdayaan Keluarga Kakek Mardani dengan Usaha Warung


Penulis: Wahyu Prakoso, Rifma Ghulam Dzaljad, S.Ag., M.Si,. Nadiyah Adilah, Ayu Mutia Safitri, M. Fasha Aula S

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun