Mohon tunggu...
Wahyu NurH
Wahyu NurH Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Korelasi dan Paradigma Kehidupan, "Antara Kehalalan, Kesejahteraan, dan Peradaban"

7 November 2017   23:28 Diperbarui: 12 November 2017   19:46 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah diskusi publik tentang kehalalan produk, Siti menegaskan bahwa dari segi bisnis produk halal Indonesia tertinggal dari negara lain, terutama negara ASEAN. 

"Untuk produk makanan, Indonesia hanya sebagai konsumen bukan produsen. Begitu juga untuk produk halal lainnya seperti kosmetik, obat dan produk keuangan syariah," 

Hal ini sangat disayangkan mengingat bahwa mayoritas penduduk Indonesia beragama muslim dan sebagaimana kita tahu bahwa produk halal tidak hanya diperlukan oleh umat muslim saja. Artinya, pangsa pasar halal di Indonesia sangat besar.

Dari sedikit uraian di atas maka muncullah gejolak dari diri kami bahwa perintah makanan halal dan baik, atau produk halal dan aman itu untuk seluruh umat manusia. Karena apabila ada yang mengkonsumsi barang yang haram, akan berpengaruh besar pada seluruh aspek dari kehidupan. 

Bahwa sebenarnya tanpa kita sadari, kitalah yang justru merusak negeri ini. Oleh sebab itu, jaminan produk halal di Idonesia sangatlah perlu untuk dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun