Mohon tunggu...
Wahyuningsih
Wahyuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seseoraang yang gemar membaca dan update mengenai berita berita terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Patrice Lumumba, Pejuang Kemerdekaan Republik Demokratik Kongo dengan Karyanya 'Congo, My Country'

18 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 17 Desember 2024   22:13 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilik nama lengkap Patrice Hemery Lumumba itu lahir pada 2 Juli 1925 di Onalua, ketika Kongo masih menjadi jajahan Belgia. Setelah lulus dari sekolah misionaris Protestan, Lumumba bekerja di Kindu-Port-Empain, di mana ia aktif menjadi bagian dari klub volus (orang Afrika yang berpendidikan Barat).

Di sana Lumumba mulai menulis esai dan puisi untuk jurnal Kongo. Dia juga melamar dan menerima kewarganegaraan penuh Belgia. Lumumba selanjutnya pindah ke Lopoldville (sekarang Kinshasa) untuk menjadi pegawai pos dan kemudian menjadi akuntan di kantor pos di Stanleyville (sekarang Kisangani), sambil terus berkontribusi pada pers Kongo.

Mengenang Patrice Lumumba

Pejuang kemerdekaan Republik Demokratik Kongo, Patrice Lumumba akhirnya dimakamkan di tanah airnya setelah dieksekusi lebih dari 61 tahun lalu. Perdana menteri pertama RD Kongo itu tewas di tangan pemberontak separatis yang didukung Belgia pada 17 Januari 1961.

Jasadnya dipotong-potong dan dilarutkan dalam asam. Satu-satunya yang tersisa dari jasadnya adalah sepotong gigi emas yang dibawa ke Belgia dan baru dikembalikan ke keluarga Lumumba pada tahun ini.

Karyanya "Congo, My Country"

"Congo My Country" adalah sebuah buku yang ditulis oleh Patrice Lumumba, yang merupakan tokoh revolusioner dan perdana menteri pertama Republik Demokratik Kongo setelah negara tersebut merdeka dari penjajahan Belgia pada tahun 1960. Buku ini mencerminkan pandangan, pemikiran, dan visi Lumumba mengenai nasib Kongo serta perjuangannya untuk kemerdekaan dan pembebasan rakyat Kongo.

1. Latar Belakang

Patrice Lumumba dikenal sebagai salah satu pemimpin paling penting dalam perjuangan kemerdekaan Kongo. Pada masa kolonial, Kongo berada di bawah pemerintahan keras Belanda dan eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alamnya, yang menindas rakyat Kongo selama lebih dari 80 tahun.

Lumumba terlibat dalam gerakan nasionalis yang berusaha memerdekakan Kongo dari kolonialisme Belgia, dan ia menjadi simbol perjuangan kemerdekaan bangsa Kongo. Pada tahun 1960, Kongo akhirnya memperoleh kemerdekaan dari Belgia, dan Lumumba menjadi Perdana Menteri pertama negara tersebut.

Namun, masa jabatannya sangat singkat. Setelah hanya beberapa bulan menjabat, Lumumba digulingkan dalam sebuah kudeta yang didukung oleh kekuatan asing (terutama Amerika Serikat dan Belgia), dan ia akhirnya dieksekusi pada 17 Januari 1961.

2. Sejarah Buku "Congo My Country"

"Congo My Country" adalah buku yang ditulis oleh Lumumba pada tahun 1960, di tengah-tengah perjuangannya untuk kemerdekaan dan saat negara Kongo baru saja merdeka. Buku ini mengungkapkan pemikiran dan pandangan politik Lumumba mengenai keadaan sosial, politik, dan ekonomi Kongo pasca-kemerdekaan. Karya ini menjadi manifestasi dari semangat nasionalisme dan perjuangan untuk kemerdekaan serta pembebasan rakyat Kongo dari penindasan kolonial dan ketidakadilan.

3. Isi Buku

Buku ini memuat banyak hal, termasuk refleksi pribadi Lumumba mengenai sejarah panjang kolonialisme di Kongo, ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Kongo, serta kondisi negara tersebut setelah merdeka. Selain itu, Lumumba juga membahas:

  • Penindasan Kolonialisme: Lumumba mengkritik keras sistem kolonial yang diterapkan oleh Belgia, yang mengeksploitasi kekayaan alam Kongo dan menindas rakyatnya. Ia menggambarkan kondisi hidup rakyat Kongo di bawah penjajahan sebagai penderitaan yang tak terperikan.
  • Kemerdekaan dan Harapan: Lumumba mengungkapkan harapan besarnya untuk kemerdekaan dan pembebasan bangsa Kongo. Ia berharap negara Kongo akan bebas dari pengaruh luar dan mampu berdiri di atas kaki sendiri, dengan rakyat yang sejahtera.
  • Antikolonialisme: Buku ini juga memuat ideologi antikolonialisme yang kuat, di mana Lumumba menyerukan pembebasan negara-negara Afrika lainnya yang masih dijajah. Dia menginginkan agar bangsa Kongo dan negara-negara Afrika lainnya bisa bebas dari dominasi negara Barat.
  • Visi Politik untuk Kongo: Lumumba mengajukan visi politik untuk pembangunan negara yang mandiri dan berdaulat. Dia menekankan pentingnya persatuan di antara rakyat Kongo serta pentingnya menjalin hubungan internasional yang adil dan setara dengan negara-negara lain, terutama negara-negara di dunia ketiga yang baru merdeka.

4. Pengaruh dan Dampak Buku

Buku ini, meskipun tidak terlalu terkenal di dunia internasional pada masa penulisannya, telah menjadi simbol penting dari semangat perjuangan kemerdekaan di Afrika, khususnya di Kongo. "Congo My Country" menggambarkan betapa besar cita-cita Lumumba untuk sebuah negara yang merdeka dan bebas dari penjajahan, serta pandangannya tentang pentingnya solidaritas antar negara-negara Afrika yang baru merdeka.

Setelah kematiannya, buku ini menjadi salah satu warisan intelektual terbesar Lumumba dan terus dibaca dan dihargai oleh banyak orang, terutama di kalangan aktivis, akademisi, dan gerakan-gerakan perjuangan pembebasan di Afrika dan dunia ketiga. Buku ini juga menggambarkan secara jelas mengapa Lumumba menjadi begitu disukai oleh rakyat Kongo dan dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap penindasan kolonial.

5. Penutupan

"Congo My Country" adalah sebuah karya yang tak hanya merefleksikan perjuangan dan cita-cita Lumumba untuk negaranya, tetapi juga mengungkapkan visi luas tentang kebebasan, kemerdekaan, dan persatuan di seluruh dunia, khususnya dunia ketiga yang sedang berjuang melawan penjajahan dan ketidakadilan. Buku ini tetap relevan sebagai salah satu karya besar dari seorang pemimpin yang berani memperjuangkan kemerdekaan meski dengan resiko yang sangat besar, dan menjadi bagian penting dari sejarah pemikiran politik dan gerakan pembebasan di Afrika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun