Mohon tunggu...
Rida Darmanto
Rida Darmanto Mohon Tunggu... -

English Teacher

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Padi, Pohon Kelapa, dan Buah Kurma

6 Juni 2013   12:33 Diperbarui: 4 April 2017   16:15 11700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

MENGALAH adalah sikap yang dilambangkan oleh pohon ini dengan mencermati posisinya ketika bergerombol. Ini akan terlihat bagaimana selalu ada celah di antara tautan dua pohon. Perlambang ini menunjukkan sifat yang benci perselisihan atau mengganggu kepentingan orang lain, yaitu dengan sikap mengalah. Mengalah adalah sifat manusia yang luhur.

KAYA MANFAAT adalah sifat yang pasti tidak bisa dihindari oleh pohon satu ini. Mulai dari pucuk hingga akar, pohon kelapa memiliki manfaat tiada tara. Daunnya bisa digunakan untuk pembungkus makanan tradisional yang lezat (ketupat, lepet, dll) dan hiasan untuk upacara adat. Buahnya dimanfaatkan untuk masakan, makanan, dan minuman. Bahkan kulit buahnya yang namanya sepet bisa diguakan untuk peralatan rumah tangga dan hasta karya kerajinan. Kulit buahnya yang keras (batok) bisa untuk bahan bakar dapur (arang batok) dan kerajinan. Kemudian, pohonnya bisa untuk membangun rumah dengan sebutan kayu glugu yang terkenal kokohnya, dan masih banyak lagi.

BUAH KURMA

Buah kurma berasal dari Arab. Warnanya hitam, bentuknya bulat dengan kulit keriput, dan rasanya manis. Buah kurma memiliki filosofi 'meskipun sudah keriput (tua dan menghitam (buruk rupa) tetapi masih memiliki manfaat (rasa manis dan khasiat)'. Artinya, orang itu bila sudah berumur akan tidak lagi emnarik. Meskipun demikian hendaklah tetap bisa memberi manfaat bagi yang membutuhkan. Meski tua tetapi mampu menjadi panutan atau tempat curahan masalah bagi yang muda, bisa memberi nasehat yang baik dan berguna, bisa memberi rasa tentram di hati/kesembuhan jiwa, bisa membina yang lebih muda, dll. Begitu halnya dengan buah kurma, tetap tidak pernah kehilangan manisnya meskipun bentuknya kisut, hitam, dan tidak menarik dipandang mata.

Apabila ketiga perlambang dalam kehidupan tersebut bisa mengajari kita dalam menjalani hidup ini, tentunya akan banyak manfaat yang akan kita peroleh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun