Minggu, 31 Desember 2023
Beberapa minggu lalu, saya mendapatkan undangan kegiatan keagamaan Gema Dzikir dan Sholawat yang diselenggarakan oleh Majlis Taklim Al Khodijah, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat.Â
Kegiatan ini merupakan kegiatan kolaborasi dengan beberapa organisasi yang ada di Rukun Warga 008 Tanah Tinggi, yakni Majlis Taklim Al Makmur, Majlis Taklim Al Muthainnah, Karang Taruna RW. 008, dan perangkat RT. 001-018 pada Rukun Warga 008 Tanah Tinggi Johar Baru Jakarta Pusat.
Kegiatan ini berlokasi di sepanjang Jalan Tanah Tinggi 12 yang biasanya digunakan untuk kegiatan warga meledakkan petasan dan menyalakan kembang api pada malam tahun baru dan tidak jarang berujung tawuran. Hal ini merupakan latar belakang kegiatan ini dilakukan.Â
Pak Payakun sebagai ketua RW setempat dalam sambutannya mengatakan bahwa beliau sangat berharap dengan diadakannya kegiatan keagamaan ini dapat mempererat persatuan dan persaudaraan muslim RW. 008 khususnya dan warga Tanah Tinggi pada umumnya sehingga warga guyup dalam keberagaman.Â
Ustadz Maulana Yusuf sebagai MC sekaligus salah satu penggerak kegiatan kegiatan keagamaan di Wilayah Rukun Warga 008 membacakan susunan acara pada kegiatan malam tadi.
Sebelum acara berlangsung untuk menyambut kedatangan para tamu undangan, acara diawali dengan membaca Sholawat Nabi yang dipersembahkan oleh para santri MT. Al Khodijah diiringi dengan gendang dan tabuh Hadrah.Â
Adapun susunan acara pada kegiata keagamaan malam tahun baru selaman adalah
1. Pembukaan
2. Sambutan-sambutan dari para pelaksana
3. Santunan anak yatim
4. Membaca Ratibul Hadad
5. Mauidhoh Hasanah dari Habib Muhammad Nizar al Kaff
6. Pembacaan ayat suci Al Quran dari Al Ustadz Miftahuddin
7. Mauidhoh Hasanah dari Ustadz Muhammad Septian  Asfas Usgaf
8. Bersholawat Nabi bersamaÂ
9. Mauidhoh Hasanah dari Habib  Diya bin Shahab, Lc
10. Penutup
Suasana kegiatan ini cukup sederhana namun meriah, apalagi dekorasi panggunh yang menggunakan  beragam bunga-bunga hidup menambah keharuman di lokasi kegiatan.Â
Deretan bunga melati yang ditata dengan rapih di bawah panggung terlihat begitu indah dan asri. Apalagi ditambah dengan harumnya serbuk kayu  gaharu dan bukhur yang dibakar diatas tungku menambah suasana lebih agamis khas wewangian di area Kabah, begitu ungkap salah satu jamaah undangan yang pernah melaksanakan ibadah umroh.
Di sela-sela acara, kami diberikan segelas susu jahe hangat yang dibawa langsung olrh Habib Diya. Rasa susu jahenya cukup menghangatkan tubuh dan menyegarkan mata di malam hari.Â
Ada tiga hal yang saya dapat simpulkan dari tiga mauidhoh yang saya dengar, yakni
1. Nabi Muhammad senang hidup bersama orang-orang miskin dan sederhana. Sehingga berbahagialah para masakin karena kelak ditunggu kehadirannya disisi Rasulullah asal mereka ikhlas dan sabar dalam kemiskinannya. Rasulullah berharap hidup dalam keadaan miskin bukan fakir karena fakir dekat dengan kekufuran.Â
Perbedaan arti fakir dan miskin adalah fakir merupakan kondisi seseorang tanpa harta dan pekerjaan sehingga sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan miskin adalah kondisi seseorang yang memiliki harta dan pekerjaan namun belum mencukupi kebutuhan pokoknya dan keluarganya.Â
2. Sholat wajib dilaksanakan dengan ilmunya. Orang yang sholat tanpa ilmu akan mudah digoda oleh setan sehingga walaupun dia sholat tetapi hatinya tidak  fokus. Amalan yang tidak dilandasi dengan ilmu maka akan berujung sia-sia.Â
3. Â Berbakti kepada kedua orang tua adalah perintah Allah setelah taat kepada Allah dan Rasul. Cara meningkatkan diri untuk taat kepada Allah, Rasulullah, dan orang tua adalah dengan menghadiri majlis-majlis ilmu.Â
4. Maksiat terbanyak yang dilakukan manusia adalah di malam tahun baru. Padahal Nabi sangat bersedih ketika umatnya melakukan kemaksiatan walau demikian Nabi tetap memintakan ampun kepada Allah untuk setiap kemaksiatan yang dilakukan umatnya.Â
Oleh karena itu, salah satu hal yang menyenangkan Nabi adalah meninggalkan kemaksiatan dan memperbanyak dzikir dan sholawat khususnya pada malam tahun baru.
Saya sangat berharap kegiatan keagamaan seperti ini dapat dilakukan setiap tahun untuk mengurangi perkumpulan yang maksiat dan sia-sia. Wallahu A'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H