Mohon tunggu...
wahyuning fatimah
wahyuning fatimah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka: Pemetaan Tujuan Pembelajaran dan Penulisan Modul Ajar

14 Juni 2023   14:08 Diperbarui: 14 Juni 2023   14:29 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: sambutan ketua MGMP DKI Jakarta

Kegiatan pembukaan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh salah satu peserta pada kegiatan workshop. 

Tepat pukul 09.55 WIB, Ibu Dra. Emy Priyanti, M.Pd sebagai moderator pada kegiatan hari pertama, membuka materi pertama dengan pantun yang sangat cakeeep. 

Sang moderator memberikan waktu kepada narasumber dengan membacakan CV  narasumber terlebih dahulu. Betapa terkagum-kagumnya Ibu moderator membacakan CV narasumber yang terbilang masih usia muda namun dengan segudang prestasi yang dimiliki.

Setelah diberikan waktu, Pak Sholeh sebagai narasumber langsung menyapa peserta dan memberikan dalam bentuk G-Drive yang dikirimkan ke masing-masing ketua MGMP wilayah. 

Dokumen pribadi: presentasi narasumber
Dokumen pribadi: presentasi narasumber

Dalam materi pertama, narasumber mengajak peserta berdiskusi karena beliau lebih menyukai diskusi dibandingkan ceramah di depan para peserta yang notabene para guru. Beliau membuka G-Drive yang sudah dibagikan. Menjelaskan bagaimana capaian pembelajaran diturunkan menjadi tujuan pembelajaran dan diturunkan menjadi modul ajar. 

Menurutnya capaian pembelajaran cukup mengcopy paste dari salinan 033 kemudian diturunkan menjadi Tujuan Pembelajaran.  Teknisnya sama dengan kurikulum 13 dimana guru harus membuat indikator pencapaian kompetensi dengan tiga tahapan yaitu indikator kunci, indikator pendukung, dan indikator pengayaan. 

Pak Soleh mencontohkan pemetaan tujuan pembelajaran yang dipadukan dengan buku paket yang dipakai sebagai buku panduan siswa di kelas. 

Kemudian Pak Sholeh membahas sekilas materi tentang diferensiasi pembelajaran yang merupakan ciri dari kurikulum merdeka dimana pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar siswa. Beliau juga menjelaskan bahwa dalam membuat modul ajar, seorang guru harus memerhatikan kebutuhan siswa apalagi jika dalam kelas tersebut terdapat siswa yang berkebutuhan khusus atau sering disebut dengan siswa inklusi. 

Banyak pertanyaan yang muncul tentang diferensiasi pembelajaran ini dimulai dari apakah kalimat diferensiasi pembelajaran harus terlihat dalam modul ajar atau hanya tersirat saja? Bagaimana pembuatan modul untuk siswa inklusi? Apa yang menjadi acuan dalam pembuatan modul ajar? dan masih banyak pertanyaan yang muncul. 

Semua pertanyaan yang muncul dikembalikan terlebih dahulu kepada peserta lain sebelum dikuatkan oleh Pak Soleh. Metode yang beliau lakukan sebenarnya menunjukkan bahwa mengajar itu tidak harus menggunakan teknik ceramah karena membosankan tetapi bisa menggunakan teknik diskusi agar siswa berpikir kritis sehingga terwujudlah dimensi pancasila yakni berpikir kritis. Ada beberapa peserta yang menanggapi pertanyaan tersebut, salah satunya Ibu Emy yang menanggapi pertanyaan kalimat diferensiasi pembelajaran bahwa tidak perlu dimuculkan dalam modul ajar, cukup secara tersirat saja. Kemudian   Ibu Sukkarwati, beliau menanggapi pertanyaan tentang modul ajar. Menurutnya, pembuatan modul ajar tidak perlu dibuat dua ketika di dalam kelas ada siswa yang inklusi, hanya dibuatkan catatan bahwa untuk siswa inklusi ada perbedaan asesmen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun