Entah mengapa bulan puasa kali ini lebih suka nyimpen lauk yang siap saji  seperti kentang mustofa atau yang mudah diolah seperti telur, mie rebus, mie ayam, dan makanan yang mengeyangkan seperti kurma. Dua kali stok kentang mustofa dan 1 kali dihadiahkan oleh kakak membuat tangan ini ingin melakukan eksperimen pembuatan kentang pengantin tersebut. Alih-alih harga yang cukup fantastis (60-75 ribu per toples ukuran sedang) untuk dua kali duduk merupakan alasah utama si Mamah Salma  ini ingin melakukan eksperimen terhadap makanan ini.Â
Pulang takziah dari rumah teman. Saya minta suami mampir ke Pasar Gembrong yang tak jauh dari rumah. Ruko yang cukup besar  berada di pinggir jalan pasar merupakan salah satu tempat favorit belanja bahan masakan, disamping harganya yang lebih murah dari ruko lain,para pedagangnya pun ramah dalam melayano pembeli. Di sana sudah banyak pembeli yang antri membeli bahan masakan dan bumbu jadi untuk persiapan lebaran. Saya fokus pada tujuaj eksperimen yakni membuat kentang mustofa. Saya membeli:
Dua kilo kentang seharga 32.000,00
Cabai 5.000,00
Bawang putih 3.000,00
Kemudian pulang ke rumah untuk istirahat karena jam menunjukkan pukul 23.00 WIB.
Esok harinya yakni hari ini tadi pagi, saya mengupas kentang dan mengirisnya seperti korek api. Awalnya mencoba menggunakan alat peraut tetapi dirasa ukuran terlalu kecil akhirnya kembali ke manual yaitu iris-iris. Setelah itu, kentang dicuci bersih hingga lima kali ganti air agar getah kentang benar-benar hilang. Hal ini dilakukan agar hasilnya renyah. Kemudian saya beri dua sendok makan garam pada rendaman terakhir dan dibiarkan kurang lebih 15 menit.
Sambil menunggu, saya siapkan bumbu halus  yang hanya terdiri dari 5 siung bawang putih, 15 cabai kriting, sebungkus ebi,  dan 5 buah cabai rawit. Saya haluskan secara manual dengan menggunakan ulekan batu. Setelah halus, saya sisihkan. Kemudian saya rendam satu bungkus asam jawa dengan air panas dan aduk-aduk hingga menjadi pasta asam jawa.Â
Setelah lima belas menit, saya cuci kentang yang telah direndam garam dan kentang siap digoreng hingga kecoklatan. Proses penggorengan cukup lama dan menggunakan api besar.
Setelah menggoreng kentang secara keseluruhan, saya sisihkan minyak goreng dari wajan bekas menggoreng kentang. Kemudian tumis bumbu halus hingga kering lalu masukan lima sendok minyak goreng, tumis kembali hingga tanak. Setelah itu masukan 120 gram gula pasir dan  dua sendok teh garam aduk hingga mencair. Lalu saya masukan pasta adam jawa dan aduk hingga berbentuk karamel. Cirinya adalah banyak letupan yang keluar dari bumbu tersebut.Â
Saya kecilkan api untuk melakukan proses  kolaborasi kentang yang digoreng dan bumbu yang sudah matang. Api tidak dimatikan, cukyp dikecilkan hingga kentang dan bumbu menyatu. Setelah bumbu meratakan seluruh kentang barulah matikan api dan aduk-aduk kentang hingga dingin kemudian dimasukan ke wasah kedap udara.
Dari hasil eksperimen ini didapati kolaborasi yang luar biasa antara cabai, gula pasir, asam jawa, garam, ebi, dan kentang menjadi sebuah nama kuliner khas pengantin yakni kentang mustofa. Enak banget, gurih, manis, ada rasa asam, dan renyah pastinya.Â
Dengan merogoh kocek belanja sebesar kurang dari 50.000 sudah dapat menikmati kentang mustofa. Silahkan kepada pembaca yang budiman untuk melakukan eksperimen yang sama.
Salam literasi
Selamat menunaikan ibadah puasa ke 29
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H