Mohon tunggu...
Wahyuni Husen
Wahyuni Husen Mohon Tunggu... Lainnya - Niat,yakin, jalankan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.pendidikan Islam Anak Usia Dini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebosanan Anak-anak Sekolah di Rumah di Masa Pandemi Covid-19

19 September 2020   22:23 Diperbarui: 24 September 2020   22:02 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                              sumber gambar :  https://images.app.goo.gl/J3mqcDHEgALT2fM29

''ma, bosan''

Ini merupakan kata yang pasti dilontarkan anak-anak selama belajar dirumah dimasa pandemi ini.

                                                                                                            

 Bosan merupakan kata yang sering dilontarkan anak-anak ketika harus sekolah dirumah, tapi bukan hanya anak kecil orang dewasa pun sering melonatarkan kata bosan ini. Kebosanan juga beda dari keputusan dan depresi. Kata Taylor Acce,asisten profesor pendidikan pengembangan di Texas State university,San Marcos,dalam wawancara di E-mail dengan Live  science.'' Kebosanan mungkin melibatkan perasaan terjebak dalam situasi yang tidak memuaskan,tetapi tidak melibatkan kepercayaan bahwa kesuksesan tidak mungkin tercapai di masa depan."

Memang kata bosan ini wajar bagi anak-anak dan orang dewasa, dimana setiap hari dalam 1 minggu harus bertatapan langsung dengan Laptop maupun handphone, dan dimana lagi kita tidak diperbolehkan dulu  untuk keluar kemana-mana. Anak-anak yang biasanya senang bermain keluar dengan teman-temannya, kini hanya bisa di dalam rumah saja. Alhasil, anak mungkin merasa sangat bosan. Apalagi setiap hari harus mengerjakan tugas-tugas sekolah, tapi di rumah saja.
"Semua anak memang gampang bosan, apalagi kalau kemampuan intelektualnya baik," kata psikolog anak dari Tiga Generasi, Anastasia Satriyo, M.Psi., Psikolog, 

Selama beberapa bulan lalu,  saya sempat melihat atau mendengar pertentangan seorang anak  dengan  ibu . ''kamu ini sekolah dirumah saja tinggal duduk diam tidak buat apa-apa malasnya minta ampun, ibu ini bayar uang sekolah kamu, terus beli paket data, makan juga susah, ini tinggal disuruh belajar aja malas, bosan'' kata ibu.  Dari kata bosan ini benar- benar membuat banyak orang tua harus naik pitam supaya anak-anaknya mau sekoah.

Peneliti jepang mengungkapkan kalau rasa bosan itu muncul dari rasa  kantuk yang datang tiba-tiba ini terjadi karena sinyal di otak kita. Para peneliti melakukan percobaan pada tikus. Mereka mengamati aktivitas saraf dan perilaku tikus tersebut,  hasil penelitian ini mengungkapkan kalau rasa bosan merangsang otak kita untuk semakin  mengantuk . Didalam otak, ada bagian yang bernama Nukleus Akumbens.Bagian  Nukleus Akumbens di otak ialah bagian otak yang terkena dampak saat kita tidak melakukan aktivitas yang menarik ,salah satunya fungsi bagian Nukleus Akumbansi di otak sebagai tempat menerima informasi yang menyenangkan dan mengatur hormon Adenosin ditubuh kita.

Kegiatan belajar dirumah selama masa pandemi covid-19 tidak hanya memunculkan sejumlah masalah,seperti menimbulkan rasa bosan  pada anak-anak . Untuk itu sebagai orang tua perlu dituntut untuk lebih kreatif dalam membangun interaksi dengan anak. Interaksi baik yang terbangun  diharapakan bisa membuat anak tidak begitu kehilangan interaksi fisik yang biasa dimilki sekolah  dengan teman- teman sebayanya.

Pandemi covid-19 membuat anak -anak tidak bisa bermain diluar sekolah dan pergi kesekolah. Oleh karena itu,banyak anak-anak mengeluh bosan lantaran terus-menerus didalam rumah.

Ada beberapa tips-tips menarik untuk mengusir rasa bosan pada anak  selama belajar dirumah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun