Mohon tunggu...
Wahyu Nanda Sari
Wahyu Nanda Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang | Alumni Kelas Beasiswa Timah Learning Center SMAN 1 Pemali | Duta Anak Kab. Bangka Selatan 2016 | Purna Jambore Nasional X 2016 | Purna Kemah Budaya Nasional VII 2016 | Purna SWBB Nasional 2018 | Purna KEPAKNAS V 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PUBG for Democracy

30 Desember 2022   13:00 Diperbarui: 30 Desember 2022   13:07 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PUBG for DEMOCRACY

(PERAN UTAMA BOOMERS GENERATION UNTUK DEMOKRASI)

Oleh Wahyu Nanda Sari

Siswa SMA NEGERI 1 PEMALI

"Everyone thinks of changing the world, but no one thinks of changing himself"

-Leo Tolstoy-

Siapa yang tidak pernah merasakan hal tersebut? sudah pasti setiap manusia akan memiliki pemikiran yang sama dengan Leo Tolstoy. Perubahan yang diharapkan sangat banyak sekali, janji-janji yang di paparkan meluber kemana-mana. Tapi tahukah Anda ? seseorang tidak akan bisa mengubah dunia sebelum orang itu berhasil mengubah dirinya sendiri. Seperti yang terjadi saat ini, pada generasi Indonesia yang lahir di zaman serba canggih dan hidup dengan sangat  mudah seperti sekarang bukan tidak mungkin mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan. 

Boomers generation yang selanjutnya di sebut dengan generasi milenial, sekarang sedang diagung-agungkan keberadaannya karena menjadi pusat dan tolok ukur perbandingan  perubahan yang memiliki kelebihan atau mungkin sebuah kekurangan untuk memantau perkembangan di Indonesia. Perubahan ini akan menentukan alur kedepannya, apakah lebih baik atau malah menjadi seperti layangan yang hanya di tarik ulur oleh perubahan globalisasi yang semakin membobrokan mind set generasi milenial Indonesia.

Kita tahu bahwa generasi ini memang pandai dalam segala hal, namun untuk menunjang kelebihan ini mereka membutuhkan sesuatu yang lebih dan bisa mengerti apa yang mereka inginkan. Seperti fasilitas, dana, dan apapun yang mereka butuhkan selagi sesuai dengan norma dan hukum yang ada. Pada kenyataannya fasilitas yang mereka wacanakan tidak lah sesuai dengan realita. Indonesia dikenal dengan Demokrasi Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia ialah negara yang pemerintahannya terletak di tangan rakyat dan tata normanya diselaraskan dengan Pancasila. 

Namun bukan berarti seluruh kekayaan infrastruktur pembangunan dan kemakmurannya hanya untuk rakyat usia lanjutan saja, seperti yang terjadi saat ini. Generasi milenial juga membutuhkan fasilitas baik dari segi infrastruktur, swasembada, dan yang paling penting adalah revolusi industri untuk memudahkan konektivitas di seluruh penjuru dunia. "Diseluruh dunia", kata John F. Kennedy pada 15 Juli 1960 yang di kutip dari buku Extraordinary "orang-orang muda telah tampil, mereka bertekad membangun dunia yang kuat. Perbatasan baru telah hadir. Saya menghimbau Anda sekalian untuk menjadi pionir yang melintasi perbatasan baru itu. 

Bisakah Anda bertahan ? punyakah Anda nyali dan tekad untuk membuktikannya ?"tambahnya. John F Kennedy telah berfikir jauh sebelum adanya generasi  milenial ini, para pendahulu baik tokoh-tokoh luar negeri ataupun the founding fathers Indonesia telah memperkirakan akan datang saatnya negeri ini mengalami sebuah perbatasan baru. Perbatasan baru itu yang disebut dengan pergantian masa generasi Y ke generasi Z atau generasi milenial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun