Walaupun waktu panen buah dihadang masalah alami seperti hujan dan angin, koran itu juga menyebut tidak perlu khawatir akan hal itu. Tentunya karena panen buahnya sangat besar dan buah dikirim ke berbagai wilayah, seperti: Solo, Madiun, dan Yogyakarta menggunakan kereta api sebagai transportasi pengiriman dalam jumlah yang sangat besar.
Koran lain De Indische Courant dengan judul Mangga Oogst yang terbit pada 11 Oktober 1938 memberikan keterangan lebih lanjut. Dikatakan bahwa harga mangga di tahun 1938 lebih tinggi daripada tahun sebelumnya, yaitu harganya sekitar 3 sen dan 2 sen pada tahun sebelumnya untuk satu buah mangga golek. Ada indentifikasi membaiknya perekonomian masyarakat setelah masa depresi hebat yang melanda dunia.
Â
Â
NGANDJOEK (Mangga-Oogst) https://www.delpher.nl/ De Indische Courant, 11-10-1938, (23) KB C 248. dipublikasikan di Surabaya
Â
Â
NGANDJOEK (Mangga-Oogst) https://www.delpher.nl/ De Indische Courant, 26-10-1939, (36) KB C 248, dipublikasikan di Surabaya
KEDIRI (De Mangga-Oogsttijd) https://www.delpher.nl/ Algeemen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie, 5-10-1938, (227) Koninklijke Bibliotheek, dipublikasikan di Semarang