Mohon tunggu...
Wahyuli Ambar
Wahyuli Ambar Mohon Tunggu... -

18 tahun. Mahasiswi Fakultas Ekonomi di Universitas Negeri Semarang. Ingin menjadikan pena sebagai sahabat. Belajar menulis :) follow me on twitter @wahyuliambar ~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Si Boneka Salju #Part2

11 Mei 2012   06:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:27 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam weker dikanan pria itu baru saja mati.
Tapi pria itu tak lagi diatas kasurnya yang hangat.

Uh oh.
Tampaknya pria itu tengah mandi air hangat.
Badannya yg kurus terguyur dan agak menggigil.
Tak wajar memang, mandi di kala musim dingin seperti ini.
Apalagi semalam tadi, ia terkena badai.
Tapi tak mengapa (gumam pria itu),
untuk bertemu boneka salju haruslah bersih dan wangi.

Bergegaslah ia.
Mulai mengenakan pakaian,
sarapan bouquet perancis dengan coklat hangat,
serta tak lupa ia menyiapkan bangau kertas.

Dengan segera ia mencapai meja kerjanya.
Diraihnya selembar kertas persegi berukuran sedang berwarna pink,
lalu dibagian putihnya ia mulai menulis.

"Boneka salju, tahun ini tampaknya badai akan sering datang. Aku menghawatirkanmu. Haruskah aku membawamu masuk ke apartemenku? Aku tak tahu apa yg harus kulakukan.
Karena jika kau didalam apartemenku, pastilah kau akan mencair.
Um. Baiklah. Nanti akan kubawakan mantel hangat untukmu."

usai menulis, dengan cekatan ia melipat kertas pink itu, dengan bagian putih didalamnya.

Voila. Jadilah bangau kertas.

Lalu, ia bergegas keluar untuk menyapa boneka salju.

"Hai boneka salju. Apa kabar?" sapanya sambil tersenyum dan menepuk puncak kepala boneka salju.

"ini kubawakan bangau kertas untukmu. Agar kau tak kesepian menungguk." katanya lagi sembari meletakkan bangau kertas.

"sampai jumpa nanti malam." akhirnya pria itu pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun