Mohon tunggu...
Wahyu Fajar Lestari
Wahyu Fajar Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer - Mahasiswa

Menyukai pendidikan, menulis, dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Buku Motivasi "Berlari di Tengah Hujan" Karya Indra Sugiarto

5 Januari 2024   18:18 Diperbarui: 5 Januari 2024   18:37 1780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia membutuhkan proses yang panjang untuk menerima dan mengerti bahwa ketidaksempurnaan adalah hal yang wajar. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mengerti bahwa tak ada perjuangan yang sia-sia, tak pernah ada pengorbanan yang hanya menguap begitu saja, dan tak ada senyum yang tanpa makna. Buku berjudul Berlari di Tengah Hujan ini diciptakan untuk menemani setiap manusia yang sedang berjuang. Berjuang meraih impian dan kesuksesan, meski cobaan terus datang dan tantangan justru semakin kuat. Buku ini akan sangat membantu bagi mereka yang sudah memiliki semangat besar untuk meraih ambisi namun masih butuh dikuatkan. 

Buku ini terdiri dari lima fase yaitu fase kemarau, fase berlari, fase hujan, fase bersemi, dan fase bersinar. Fase demi fase yang tertulis dalam buku ini berusaha menghipnotis pikiran pembaca untuk terus mengobarkan semangat dalam menggapai mimpi dan terus berlari sekalipun hujan kembali datang menghalangi setiap langkah kaki. Walaupun kegagalan adalah kemungkinan paling nyata, kegagalan bukanlah titik terberat dalam hidup karena setiap cobaan yang datang itu justru akan menjadikan manusia semakin kuat. 

Buku ini mengajarkan kepada kita untuk selalu mencintai diri sendiri dan tidak memilih untuk membenci diri sendiri. Membiarkan setiap kesalahan yang pernah terjadi, tanpa harus menyertakan penyesalan yang tak kunjung usai. Hidup itu panjang, itulah mengapa manusia akan merasakan jatuh, terluka, kecewa bahkan seringkali merasakan perih yang menjalar dalam ruang hati. Mencintai diri sendiri bukanlah egois. Mencintai diri sendiri adalah langkah pertama untuk tetap tenang dan bahagia. Mencintai diri sendiri artinya menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada. Kita harusnya mengerti bahwa segala jalan dan tantangan yang ada adalah cara Tuhan membentuk manusia dan menguji keimanannya. 

Lewat baris-baris kalimat yang runtut dan menyentuh dalam buku ini, kita diajak untuk memahami bahwa ketika beban semakin berat, bahkan harapan dirasa telah hilang bukan berarti kita harus menyerah. Semuanya akan baik-baik saja. Masa depan masih panjang, itu artinya tidak ada alasan untuk tidak kembali tersenyum kepada dunia lalu kembali berjuang. Jalan hidup setiap orang berbeda-beda. Tidak ada yang salah dengan yang namanya perjuangan, setiap manusia berhak memperjuangkan apapun yang mereka inginkan. Setiap manusia pasti akan menemukan jalan suksesnya masing-masing.

Fase berlari dalam buku ini, mengajak kita untuk terus berjuang memperjuangkan mimpi, menjadi pejuang tangguh yang terus bergerak maju. Di depan, rasa takut pasti akan datang namun kita adalah raja dari impian kita sendiri. Ajaklah harapan untuk selalu tumbuh, karena harapan seperti cahaya yang menemani di kala gelap menyerang, saat gagal yang membuat seolah semuanya menyebalkan. Saat berjuang, kita mungkin akan terjebak dalam situasi yang rumit yang akan menguji hati dan pikiran, untuk itu kita perlu mencari inspirasi, berkumpul dengan orang-orang positif, mengosongkan pikiran dari hal-hal negatif, dan tak lupa senantiasa bersujud kepada-Nya. Kita pasti akan menemukan jawaban dari apa yang kita cari.

Ketika sesorang menertawakan dan merendahkan kita, bahkan membuat kita merasa tidak berharga. Satu-satunya cara untuk bisa survive, untuk bodo amat, dan untuk jalan terus adalah dengan mengontrol perasaan kita sendiri. Kita berhak menutup menutup telinga untuk ucapan sampah dari orang yang tak punya peran dalam kehidupan kita. Buku ini mengajarkan kepada kita untuk tidak peduli dengan ocehan orang lain yang hanya ingin menghancurkan mimpi kita.

Semakin ke depan setiap beban mungkin akan bertambah berat, dan setiap mereka yang tengah berusaha tak bisa dipungkiri akan terjebak dalam kondisi lelah. Namun, lelah pertanda baik, itu artinya seseorang sedang tumbuh. Jangan menyerah. Semua butuh waktu. Pada kenyataannya sukses tidak datang di waktu yang sama untuk setiap orang. Bagi mereka yang terus menerus mencoba namun gagal, sebenarnya ia hanya gagal di salah satu pintu menuju sukses, masih ada pintu sukses lainnya.

Tanpa disadari, lembar demi lembar buku ini akan membawa kita untuk merenung tentang banyak hal. Sekarang kita perlu mengerti, bahwa mereka yang tersenyum dan tertawa belum tentu bahagia. Dibalik tawanya mereka juga menggenggam luka yang terus mereka tahan. Mereka kadang juga berjalan tanpa tahu arah tujuan. Melalui buku ini, penulis ingin menyampaikan bahwa memiliki impian itu penting, memiliki motivasi itu penting. Tapi pada akhirnya, action jauh lebih penting. Action adalah segalanya dan seseorang harus mulai bertindak atas hidupnya.

 Fase bersemi dalam buku ini, mengajarkan kepada kita untuk mulai bersyukur atas luka-luka yang pernah terjadi dalam hidup kita daripada berusaha menunjukkan hidup kita seolah-olah penuh dengan kesempurnaan. Karena luka itulah yang akhirnya membentuk kita. Fase bersemi juga mengajarkan kita untuk memaafkan kesalahan orang lain. Memaafkan bukanlah tanda kelemaham jiwa, justru itu tanda bahwa kita sudah semakin kuat. Membuka pintu maaf itu menyenangkan, agar kita tidak terjebak dengan rasa sakit masa lalu.

 Ada beberapa poin penting yang dapat kita pelajari dari hadirnya buku ini yaitu berhentilah berpikir bahwa hidupmu hanya penuh dengan penderitaan dan tak akan ada kebahagiaan datang kepadamu. Kamu bisa menciptakan kebahagiaan itu, kamu bisa menemukan hal-hal baru. Berhenti berusaha menyenangkan semua orang, akan ada keputusan-keputusan yang tidak membuat semua orang senang, selama kamu tahu keputusanmu tepat itu bukan masalah. Berhenti berharap kesuksesan akan datang mengetuk pintu rumahmu setiap hari, jangan hanya diam menunggu sambil membuang waktu di depan TV.

Jangan pernah berpikir negatif tentang dirimu. Biarkan orang lain saja yang berpikir negatif tentang dirimu. Kamu harus yakin bahwa kamu cukup. Tidak perlu lagi berusaha menghentikan hujan yang datang, ada hal-hal yang tidak bisa kamu control, maka ikhlaskan kedatanganya. Ada cobaan yang datang tiba-tiba maka ikhlaskan kedatangannya. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya meskipun tidak bisa kamu hentikan. Fokus ke target dan solusi. Jangan lagi jadi penakut. Semua keputusan pasti ada resikonya. Diam dan membiarkan orang lain bergerak resikonya paling besar. Jangan takut, monster besar itu kamu sendiri yang selama ini menciptakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun