Mohon tunggu...
Wahyu Langgeng Prastiyo
Wahyu Langgeng Prastiyo Mohon Tunggu... Guru - Belajar, Mengajar, Romanista, Penikmat Film

Tenaga Pendidik di SMA N 1 Kota Mungkid

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita Fabel: Rin, Anak Ayam yang Kehilangan Induknya

8 Januari 2021   14:20 Diperbarui: 8 Januari 2021   14:38 2320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungai meluap, Rin tersesat di hutan yang baru ia injak selama seminggu hidup."Mama, mama ada di mana?" dengan wajah cemas, si anak ayam berjalan bingung.

Di tengah perjalanan ia bertemu seekor monyet ekor panjang.

"hei, kamu, ayam kecil mau ke mana kau pergi?, tanya si monyet dengan bergelantung di pohon.

"Aku enggak tahu harus pergi ke mana. Aku mencari ibuku yang hilang."

"Ibumu hilang?" Ia bertanya dengan wajah terkejut.

"iya, ketika sungai meluap tadi ibuku terseret arus."

"Aku, Mou. Namamu  siapa? istirahat di sini dulu, di bawah pohonku. Ada beberapa makanan dan minuman yang bisa mengembalikan energimu. Nanti akan kubantu mencari ibumu"

"Namaku, Rin. terima kasih, ya. Aku akan istirahat sebentar."

Setelah Rin duduk dan bercerita, Mou memutuskan untuk membantu Rin. Ia menawarkan bantuan dengan memanggil kawannya lamanya untuk membantu. Setelah beberapa kali Mou bersiul, Dre si burung kepodang akhirnya datang.

"Ada apa, Mou? Aku sedang asik-asiknya makan angin malah kau panggil"

"Maaf Dre, kalau aku menganggumu. Dia teman baruku. Rin sedang butuh bantuan. Bisakah kamu menolongnya?"

" Ada apa sebenarnya, Rin? jika memang aku bisa akan kubantu maka akan kubantu."

"Aku kehilangan ibuku waktu sungai meluap tadi, bisa minta tolong carikan ibuku?"

"Baik, aku akan terbang. akan kulihat sekeliling sungai. Semoga bisa kita temukan"

Setelah beberapa saat, Dre kembali dengan wajah kecewa.

"Maaf Rin, aku tidak bisa menemukan ibumu. Tidak ada jejak dan tanda adanya ayam yang hanyut. "

Rin menangis. Dengan wajah amat menyesal akhirnya ia menceritakan hal yang sebenarnya terjadi kepada Mou dan Dre.

"Sebenarnya, pagi tadi aku memutuskan pergi dari kawanan induk dan saudara-saudaraku. Aku marah sekali dengan buku karena ia hanya memerhatikan kelima saudaraku. Aku selalu terlewat saat ibuku menyelimutiku dengan sayapnya saat malam hari. Aku selalu ditinggal saat mereka mencari makan. mungkin itu karena aku yang terakhir menetas. Aku kecewa dengan perlakuan ibuku."

"Kamu masih beruntung punya ibu, Rin. Aku dan Dre sejak lahir tidak mengenal orang tua kami yang sesungguhnya. Kami berjuang hidup sendiri, saling membantu. Aku mencarikan ulat untuk Dre dan Dre mencarikan pohon yang banyak buahnya untuk kumakan. Pulanglah, Rin." Mou mencoba membujuk.

"Iya Rin, Ibumu pasti khawatir. Pulanglah untuk minta maaf dan tidak mengulangi hal seperti ini lagi." Dre juga ikut mearayu.

"Baiklah, terima kasih teman-taman"

Rin akhirnya memutuskan kembali. Setelah beberapa langkah, ia terhenti.

Rua, ibunya terlihat di ujung jalan. Membuka sayap dan bersiap memeluknya.

Rin berlari sekuat tenaga menghampiri ibunya.

"Kemana saja kau, Rin? Ibu kahawatir."

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun