Hubungan kedekatan seorang karyawan dengan atasan dan pengaruh terhadap jabatannya?
Kedekatan di sini kita ambil dari keakrabannya dengan atasan. Dapat kita ambil sebuah contoh, di mana sebuah perusahaan memiliki 3 orang karyawan yang secara diam-diam sedang dinilai kinerjanya oleh pihak atasan yang akan mengisi satu tempat kosong di bagian HRD, ketiga karyawan memiliki kelebihan nya masing-masing, tetapi ada satu karyawan yang pandai mencari waktu luang ataupun waktu untuk mengakrabkan diri dengan pihak atasannya, yang secara tidak langsung pihak atasan akan merasa nyaman jika berada atau berbicara dengan karyawan tersebut.
Hal ini menyebabkan karyawan tersebut yang akan mendapatkan promosi dari atasan untuk mengisi jabatan yang kosong, karena pada satu titik tertentu kecakapan dan pengalaman dapat kita pelajari seiring berjalan nya waktu, tetapi kemampuan melakukan pendekatan dan pengakraban diri adalah hal yang tidak mudah dipelajari sehingga memiliki nilai lebihnya tersendiri.
Jadi pada dasarnya pendekatan terhadap atasan memliki dua pandangan di dalam lingkungan masyarakat,sebagian orang menganggap pendekatan terhadap atasan adalah perbuatan tidak baik dan cenderung tidak etis, karena dengan pendekatan ini kita dianggap melakukan sebuah kecurangan dengan bermain di belakang layar.
Dimana bisa disebut menyogok secara halus melalui kata-kata, sedangkan ada sebagian orang menganggap itu adalah tindakan wajar, dimana dalam sebuah lingkungan kita melakukan pendekatan terhadap berbagai pihak, salah satu nya pihak yang bersangkutan terhadap promosi jabatan kita, sebagian masyarakat tersebut menganggap promosi jabatan adalah bonus dari kemampuan dalam mengkakrabkan diri terhadap atasan kita, dan hal ini dianggap hal yang normal.Â
---
Referensi: James Brusseau, Business Ethics v. 1.0
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H