Fenomena berulangnya beberapa nama tokoh sebagai calon presiden yang maju berkali-kali dengan polesan politik pencitraan telah menjebak politik lima tahunan kita. Di sinilah jiwa kenegarawanan para politisi diuji. Sosok negarawan akan tahu kapan harus maju dan pada saat apa dirinya harus mundur dalam dunia politik.Â
Tujuannya bukan melanggengkan kekuasaan, melainkan memberi kesempatan munculnya sosok baru agar politik-demokrasi memberi harapan masa depan bangsa yang lebih baik.
Sejarah Sumpah Pemuda 1928 telah memberikan contoh konkret bagaimana pemuda Indonesia bisa menjadi pelopor dalam mempersatukan Nusantara dalam sebuah nation bernama Indonesia. Karena itu, tidak berlebihan jika kita katakan dalam diri pemuda Indonesia terdapat gen pemersatu dan pejuang republik.
Dunia berkembang begitu cepat yang membutuhkan peran-peran akseleratif generasi muda untuk bisa mengendalikan perubahan itu dan mengarahkannya pada kemajuan bersama. Lambat generasi muda bangsa meresponsnya, bangsa ini akan ketinggalan atau bahkan dilibas oleh laju perubahan yang cepat.
Di antara karakteristik pemimpin yang paling penting adalah kemauan dan kemampuan untuk bergerak dan menggerakkan orang untuk maju dan menjadi problem solver bagi permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsanya. Inilah tantangan pemuda hari ini yang sekaligus menjadi risalah kehadirannya dari masa ke masa yakni pemuda yang selalu tampil menjadi pemimpin perubahan.
Eksperimentasi Partai Demokrat
Partai Demokrat yang pernah sebagai partai penguasa nampaknya sadar betul betapa pentingnya menyiapkan regenerasi kepemimpinan. Butuh keberanian dari anak anak muda untuk maju, dan butuh kesadaran generasi tua untuk bersikap negawaran dengan memberikan kesempatan bagi anak muda untuk berdiri di depan.
Tampilnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam memimpin Partai sebesar Demokrat tentu bukan tanpa risiko. Namun risiko itu secara sadar diambil oleh segenap jajaran elit partai demi berjalannya regenerasi kepemimpinan. AHY sebagai barisan anak muda dipaksa harus bersaing dengan pemimpin pemimpin parpol yang lebih tua.
Eksperimentasi dengan menampilkan figur pemimpin muda AHY memang harus diuji oleh sejarah terlebih dahulu. Namun setidaknya, partai Demokrat sudah berani untuk memulai melakukan regenerasi kepemimpinan.Â
Ikhtiar ini bukan demi siapa-siapa, tetapi sebagai investasi bagi bangsa ini untuk menghadirkan pemimpin muda. Kalau di tubuh partai saja tidak berani melakukan regenerasi, sungguh kita tidak perlu berharap akan terjadi regenerasi kepemimpinan nasional.
Keberanian Partai Demokrat menampilkan figur baru AHY terbukti juga perlahan mengangkat popularitas partai. Dari sisi figur, sosok AHY juga mulai menarik perhatian anak muda yang haus akan perubahan. Publik tentu sangat berharap akan terus bermunculan sosok sosok muda yang berani berkontestasi dalam kepemimpinan nasional.Â