Mohon tunggu...
Wahyu Kuncoro SN
Wahyu Kuncoro SN Mohon Tunggu... Editor - Kolumnis - Editor - Dosen

Urip prasojo ora neko neko

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partai Hanura di Tengah Badai Politik Identitas

20 Januari 2021   16:05 Diperbarui: 20 Januari 2021   16:11 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Milad atau hari kelahiran (Harlah) partai politik menjadi momentum untuk merefleksikan diri untuk selanjutnya menjadi referensi  bagaimana partai politik melihat masa depan. 

Demikian jugalah yang harus dilakukan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang pada tanggal 21 Desember 2020 nanti akan berumur 14 tahun, umur yang relative masih muda.       

Menyimak dinamika politik yang ada di tubuh Hanura dalam beberapa tahun belakangan ini, maka tidak terlalu keliru kalau Partai Hanura lebih banyak dililit konflik internal yang berkepanjangan. 

Implikasi paling nyata adalah babak belurnya Hanura dalam ajang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 lalu. Dampak berikutnya, peran peran politik partai Hanura nyaris tidak terdengar akibat minimnya modal politik (suara) yang dimiliki.

Berangkat dari realitas tersebut, maka pesan terpenting yang harus dibaca segenap politisi Hanura adalah segera melupakan konflik dan berbenah diri untuk bangkit menjadi partai yang  tangguh dan dewasa dalam menghadapi  kontestasi politik. 

Pekerjaan ini tentu bukan hal mudah mengingat, kondisi partai yang terlanjur babak belur akibat konflik yang menderanya. Maka tantangan besarnya adalah bagaimana Hanura mengkonsolidasi segenap potensi yang dimiliki untuk menjadi partai yang solid.

Soliditas ini menjadi penting mengingat pada fase fase seperti sekarang ini Hanura harus lebih kerja keras untuk melakukan pembenahan internal. Pembenahan ini bukan semata meredakan konflik, tetapi mengelaborasi kembali ideology partai yang selanjutnya dijual kepada public.

Hanura butuh kejelian dalam melihat persoalan yang ada di masyarakat agar bisa merumuskan idelogi partai yang bisa menjawab persoalan kemasyarakat dan kebangsaan.

Salah satu persoalan serius yang akan jadi tantangan bagi partai partai di masa mendatang adalah menguatnya politik identitas. Fenomena ini juga sangat telanjang dalam panggung politik hari ini. 

Kegaduhan politik yang terjadi karena fenomena Front Pembela Islam (FPI) dengan sosok Habib Rizieq Shihab (HRS) tidak bisa dilepaskan dari menguatnya politik identitas.

 Penguatan Politik Identitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun