Mohon tunggu...
WahyuKhairul OFFICIAL
WahyuKhairul OFFICIAL Mohon Tunggu... Penulis - Wahyu

Mahasiswa adalah agent perubahan minimal merubah diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Musibah Bumi Aceh

10 Januari 2020   10:39 Diperbarui: 10 Januari 2020   10:54 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana di mesjid Baiturahman desa tamping terlihat ramai kamis 26 desember 2019, masyarakat berkumpul tua muda, terlihat dari jalan ibu ibu membawa bayi bayi nya menuju perkarangan  mesjid dan memaasukinya, anak anak bersenda gurau didalam mesjid  berlarian ke sana kemari.

Orang tua duduk di berbagai sudut mesjid sedang asyik saling melempar guyonan dan obrolan. Sesosok pria berkulit hitam bertubuh bulat dengan sarung dipinggang dan memakai topi haji terlihat dari penampilan bahwa pria itu tidak muda lagi, ia mulai memberi sambutan dan arahan kepada segenap masyarakat yang hadir di mesjid di hari itu.. 

Pria berpeci yang merupakan salah satu alumni pondok pesantren darus sa'dah yang kini menjadi teungku imum di desa tamping mulai menceritakan bagaimana 15 tahun air laut setinggi pohon kelapa meluluh lantak kan sebagian aceh termasuk aceh barat, ribuan nyawa hilang dimakan ombak dan air lait .ribuan roh allah panggil kembali ke pangguannya dengan sebagian meninggalkan istri, anak , suami ,orang tua dan kerabat kerabat keluarga.

"Kenangan itu akan akan terus kita kenang dan menjadi bahan renungan untuk kita agar selalu  mengevaluasi keimanan kita semua, walaupun ke tempat kita ini tidak allah kehendaki sampainya air laut pada tahun 2004 yang lalu tapi kita juga bisa merasakan bagaimana perasaa saudara saudara kita di meulaboh dan bagian aceh lainnya yang terkena hantaman air yang dinamakan sunami tersebut"

Selang beberapa menit setelah teungku itu menceritakan kisah pahit masyarakat aceh nan nyata itu , ia mulai mengangkat tangan menengadah keatas bak tangan meminta pada tuhan seluruh manusia di muka bumi gesture itu pun diikuti oleh segenap masyarakat yang hadir di mesjid baiturrahim tersebut, mulut nya mulai komat kamit membaca ayat per ayat Al-Qur'an yang menjadi doa untuk setiap hamba yang diikuti oleh masyarakat dengan sahutan kata aamiin mengaminkan doa doa untuk roh arwah dan keselematan umat dunia khusus nya masyaraka aceh.

Di Aceh Barat hampir seluruh daerah mengadakan doa bersama dalam memperingati hari sunami, doa pun ada yang dilakukan di tempat tempat tertentu sesuai keinginan masyarakat ada yang ketempat kuburan missal korban sunami maupun di mesjid begitupun dengan masyarakat desa tamping kecamatan panton reu memperingati ulang tahun sunami dengan berdoa bersama di mesjid desa tersebut.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun