Guru matematika memainkan peran kunci dalam mengajarkan konsep matematika kepada siswa dengan cara yang menarik, bermakna sesuai dengan level siswa SD sehingga mereka dapat memahami dan memaknai konsep matematika tersebut. Matematika Realistik memandang matematika sebagai aktivitas manusia memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruk sendiri pengetahuan matematika melalui proses penyelesaian masalah yang “riil” bisa dibayangkan oleh siswa.
Masalah ini bisa berupa masalah berbalut konteks budaya maupun kearifan lokal yang notabene sangat dekat dengan siswa. Berangkat dari masalah tersebut, siswa mengkonstruksi sendiri strategi dan model penyelesaiannya yang kemudian model ini dibawa kepada matematika formal.
Magetan merupakan kabupaten yang sarat akan budaya dan kearifan lokal. Tempat wisata Telaga Sarangan, Taman Refugia, makanan khas, seni budaya reog dan jathilan serta permainan tradisionalnya menawarkan konteks budaya dan kearifan lokal yang kaya untuk mengajarkan matematika yang bermakna dan dekat bagi siswa. Namun, guru mengaku kesulitan dalam mengajarkan matematika terutama siswa kelas tinggi (lima dan enam) karena sulit untuk mencari kegiatan untuk memaknai rumus yang ada.
Hal inilah yang menjadi alasan salah satu tim Pengabdian Kepada Masyrakat (PKM) Prodi Pendidikan Matematik FMIPA Universitas Negeri Surabaya yang terdiri dari Prof. Rooselyna Ekawati, Ph.D., Evangelista Lus W. P., M.Sc. dan Ahmad Wachidul Kohar, M.Pd. untuk memberikan pelatihan “Pengembangan Iceberg Pembelajaran Matematika Realistik dengan Konteks Lokal untuk Guru Matematika SD Magetan”
Kegiatan pelatihan dilakukan pada Sabtu, 22 Juli 2023 bertempat di SDN Tambran, Kabupaten Magetan. Kegiatan diawali dengan penyampaian materi tentang pengenalan Matematika Realistik dan demonstrasi pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik, dilanjutkan dengan pengenalan Iceberg Matematika Realistik dan Konteks Realistik.
Setelah peserta pelatihan mendapatkan pengalaman langsung belajar dengan matematika realistik dan teori yang relevan, kemudian peserta pelatihan diminta untuk membuat Iceberg dan Konteks Realistik yang dilakukan secara berkelompok.
Unjuk karya hasil desain iceberg dan konteks dengan menggunakan strategi Market Place Activity (MPA) digunakan untuk mengajak peserta berperan aktif bertanya, mengevaluasi, dan menjelaskan karya yang dibuat oleh kelompoknya sendiri maupun kelompok lainnya.
Kegiatan pelatihan diakhiri dengan melakukan pemberian feedback terhadap desain iceberg dan konteks serta refleksi kegiatan. Sebagai tagihan, guru peserta pelatihan diharapkan untuk membuat satu iceberg dan konteks matematika realistik untuk mengajarkan konsep matematika tertentu, berbeda dari yang sudah dihasilkan selama workshop. Tugas ini dilakukan secara individu yang dalam pengerjaannya peserta masih mendapatkan pendampingan secara asynchronous oleh tim PKM.
Selama pelatihan, peserta terlihat antusias. Hal ini terlihat dari suasana workshop yang serius namun mengasyikkan bagi peserta. Peserta terlibat aktif dalam pelatihan, antusias bertanya, antusias untuk berkeliling dan belajar dari kelompok lain selama unjuk karya.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama. Tidak lupa, Tim PKM mengucapkan terima kasih kepada guru yang telah mengikuti pelatihan dan semua pihak yang telah mendukung serta memfasilitasi terselenggaranya kegiatan pelatihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
