Sore yang syahdu di kota Malang, menambah kesan rindu yang semakin menggunung pada kawan lama. Terlebih bermunculan rekan baru yang lebih berpengalaman menapaki dunia literasi. Apalah saya, yang baru menginjak satu tangga dari ribuan tangga di depan mata. Saya masih anak ayam. Butuh proses panjang untuk menjadi induk yang kenyang pengalaman hidup.Â
Rindu berbalut suka cita itu berbaur di sebuah kafe kecil di depan gedung Bakorwil Malang. Kafe rata.space Malang namanya. Bangunannya tingkat dua dan didominasi warna kayu. Alamiah banget. Di lantai dua yang menghadap ke jalanan penuh pepohonan rindang itulah, saya bertemu dengan kawan-kawan hebat bolang Kompasiana. Ada Pak Malik, Pak Heri, mbak Lilik, mbak Dhini, mbak Ivon, mbak Erny, mbak Santi dan kawan bolang kompasiana lainnya yang baru kali itu saya kenal. Maklum, saya anggota baru. Belum banyak menyapa anggota lama Bolang Kompasiana.Â
Jumat, 14 April 2023 sebuah acara kecil dan sederhana itu digelar. Silaturrahmi bertajuk ifthar bersama dengan menu spesial nasi bakar. Enak, mengenyangkan dan barokah. Karena selain buka puasa bersama, ada ilmu dan pengetahuan baru yang saya dapatkan dari lantunan kisah para senior di sana.Â
Pak Malik menjadi narasumber acara sekaligus pemateri utama yang menjelaskan tentang malam lailatul qadar. Sementara mbak Lilik yang awet muda banget menceritakan keseruannya menulis hingga pernah memenangkan penghargaan dari kompasianan kategori fiksi. Kuncinya adalah rajin menulis setiap hari. Minimal satu hari satu tulisan. Pantaslah jadi juara. Update terus.Â
Mbak Santi sukses membawakan acara dari awal sampai akhir dengan gaya bahasanya yang santai. Kami yang hadir pun dimintai kesan pesannya selama ikut di bolang kompasiana. Saya sendiri sedikit bingung karena memang belum ada hal yang bisa saya tanyakan. Jadinya saya menceritakan kerinduan saya untuk ikut event bolang kompasiana lagi seperti saat di Nggawonggo dulu. Napak tilas situs berbudaya yang bukan hanya memberikan hiburan dan jalan-jalan, tapi juga edukasi tentang sejarah.Â
Kerinduan yang sama rupaya juga diutarakan peserta lain, seperti mbak Dhini, mbak Ivon dan mbak Erny. Maklum belakangan ini bolang kompasiana jarang mengadakan kegiatan offline lagi. Kebanyakan online yang meniadakan tatap muka. Temu kangen kali ini, tentu saja menjadi obat rindu yang tak terlupakan.Â
Sharing-sharing kepenulisan berakhir saat adzan maghrib. Menu buka puasa pun sudah disiapkan. Nasi bakar dan es teh. Rasanya enak banget. Saya sampai nambah dua kali loh. hehe. Maaf, satu porsi sepertinya kurang. peace pak. Setelah acara buka puasa bersama, saya pun lanjut sholat maghrib dulu di mushola yang disediakan kafe. Setelah itu kami kembali berbincang-bincang ringan sembari melepas rindu.Â
Acara ifthar berjalan lancar. Alhamdulillah. Semua rindu sudah tersampaikan. Begitu juga dengan rencana-rencana baru yang siap disusun untuk merangkai rindu yang lain. Event kompasiana yang mengajak para member untuk ikut aktif berliterasi lewat banyak bidang. Entah jalan-jalan penuh edukasi, menghadiri acara bedah buku, wisata alam, dan masih banyak lagi lainnya.Â
Ah rasanya tak sabar untuk menapaki literasi lewat banyak hal. Sebuah karya siap dibangkitkan lagi. Tentunya bersama kompasiana yang siap mewadahi. Ketika saat itu tiba, setiap rasa akan terbayarkan dengan sempurna. Ini bukan temu kangen biasa, dimana tatap muka dengan orang lain yang tak bersua dalam beberapa masa, tapi kangen akan kehangatan suasana, kangen untuk ikut berkarya dan bergelut dalam literasi yang lebih berarti.Â
Terima kasih kompasiana yang setia menanti karya para anggotanya. Memberi solusi pada masalah yang lahir tanpa diminta. Seperti keluarga yang memberi kehangatan pada setiap anggotanya. Kita satu keluarga yang siap berbagi dalam suka dan duka. Sukses terus bolang kompasiana. Saya tunggu event berharganya yang selalu memberi asa dari masa ke masa.Â
**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H