Mohon tunggu...
Wahyu Hidayat
Wahyu Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga (20107030059)

Hanya ada dua pilihan, menulis atau ditulis oleh sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Target Hidup, Idealis atau Realistis?

26 Mei 2021   23:38 Diperbarui: 26 Mei 2021   23:48 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bermimpilah setinggi langit, asalkan langitnya keliatan!"

Demikian kutipan salah satu penyiar radio favorit penulis, yaitu Gofar Hilman dalam podcast di kanal youtube-nya.

Dapat menjadi perdebatan panjang memang mengenai pilihan apakah kita harus menargetkan goals atau mimpi kita tinggi tinggi, atau harus menyesuaikan target tersebut dengan keadaan kita saat ini.

Kebimbangan tersebut biasanya dialami oleh generasi muda yang baru lulus sekolah atau kuliah, bimbang untuk memilih langkah mana yang paling tepat untuk mencapainya. 

Belum lagi jika pendapatnya bertabrakan dengan pendapat orang tua, misalkan orangtua ingin anaknya mangambil kuliah sedangkan si anak lebih ingin bekerja, atau justru sebaliknya. 

Namun sebelum membahas mengenai cara yang tepat antara pilihan menjadi idealis atau realistis, akan dibahas seberapa pentingnya memiliki target hidup terlebih dahulu. Karena tak sedikit juga yang masih menganggap remeh target hidup, bahkan tidak memiliki target hidup.

Seberapa pentingnya Target Hidup?

Penulis telah melakukan riset kecil di lingkungan penulis sendiri, yaitu tentang target hidup mereka. Dan hasilnya hanya 1 dari 5 teman penulis yang memiliki target hidup yang jelas dan ia yakin dapat mencapainya. 

Sisanya? Jawabannya sangat sederhana yaitu menjadi "orang sukses" tanpa ia tau sukses dalam hal apa, atau hanya menggelengkan kepala, menunjukkan gesture tidak tahu.

Dan ini merupakan hal yang cukup umum memang terutama dilingkungan penulis sendiri, misalkan penulis flashback sedikit ketika penulis masih di kelas 1 SD, ketika satu kelas ditanya oleh guru "apa cita -- cita mu?" hampir semua dapat menjawabnya.

Namun seiring beranjaknya usia cita-cita tersebut perlahan mulai hilang dan mereka enggan menyuarakan kembali cita-citanya karena terbentur dengan realita bahwa sudah sangat jauh langkah mereka untuk menggapainya atau juga karena memiliki perasaan bahwa cita-cita atau target hidup tersebut tidak sesuai dengan hatinya.

Sumber : viva.co.id
Sumber : viva.co.id

Dari sinilah pentingnya target hidup, yaitu berperan penting untuk menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan agar tidak menyesal setelah melangkah. Terutama diperlukan agar tidak ada istilah "salah mengambil jurusan" saat kuliah ataupun "salah mengambil pekerjaan" ketika sudah bekerja. Sederhananya, target hidup diperlukan agar apa yang kita lakukan sesuai dengan pilihan hati kita.

Karena yang menjadi permasalahan di generasi muda adalah terkadang ketika sudah mulai kuliah atau bekerja, muncul perasaan bahwa jurusan atau pekerjaan yang kita pilih tidak sesuai dengan minat atau passion kita sehingga muncul lah penyesalan tersebut dikemudian hari.

Bahkan tidak hanya di generasi muda, beberapa orang yang sudah lanjut usia pun banyak yang menyesal karena menyia-nyiakan waktunya semasa muda dengan mengambil langkah yang salah.

Contohnya misal ada seseorang yang memiliki cita-cita dari kecil untuk menjadi seorang arsitek ia juga memiliki bakat yang mumpuni dibidang menggambar yang mana sesuai dengan jurusannya. Namun karena ia tidak memiliki target hidup yang jelas, saat jenjang SMK dan kuliah ia justru mengambil jurusan farmasi yang sangat jauh dari target atau cita-citanya.

Disini lah peran penting dari target hidup yaitu dapat dijadikan sebagai kompas untuk menentukan arah atau langkah yang seharusnya dituju. 

Bayangkan jika seseorang tidak memiliki target hidup, maka dapat diibaratkan ia seperti layangan putus yang tidak tau arah dan tujuannya, maka dari itu sangat penting untuk memiliki target hidup bagi seseorang terutama generasi muda penerus bangsa.

Target Hidup seperti apa yang harus dicapai?

Target hidup tiap orang berbeda-beda yang mana disesuaikan dengan keinginan hatinya, mungkin kebanyakan orang berpikir bahwa target hidup adalah tentang menjadi yang terbaik dibidangnya atau memiliki materi (harta) sebanyak - banyaknya atau juga menjadi seorang yang memiliki profesi yang ia impikan seperti menjadi Pilot, Artis, Dokter, dsb.

Padahal target hidup tidaklah selalu harus berhubungan dengan profesi yang diinginkan apalagi soal materi,karena target hidup tidak melulu tentang seseorang menjadi sesuatu namun target hidup juga dapat dimaksudkan tentang seseorang ingin berbuat sesuatu.

Misalnya, ada orang yang memiliki target hidup berbuat baik kepada sesama dengan mendukung kegiatan-kegiatan sosial, contohnya SJW (Social Justice Warrior) atau memiliki target hidup untuk menjaga alam agar tetap lestari, bahkan ada juga teman penulis yang memiliki target hidup dapat menaklukan seluruh gunung yang ada di Indonesia. Mimpi -- mimpi sederhana seperti inilah yang bisa dijadikan sebagai target hidup.

Sumber : binakrir.com
Sumber : binakrir.com

Idealis atau Realistis?

"Ada banyak jalan menuju Roma"

Termasuk juga terdapat banyak jalan untuk mencapai target hidup kita masing-masing, namun penulis akan terfokus ke 2 pilihan yang cukup populer namun dianggap bertentangan antara satu dengan yang lain, yaitu menjadi seorang yang idealis atau realistis terhadap target hidup.

Secara sederhana, Idealis adalah sikap seseorang yang mempunyai keinginan yang sesuai dengan ideal atau pakemnya. Contoh sederhana, dalam sebuah pekerjaan, ketika kita tidak menyukai pekerjaan itu dan akhirnya memilih mundur karena tidak sesuai dengan idealisme kita. Sedangkan Realistis adalah sikap seseorang yang tidak selalu memikirkan sesuatu terlalu tinggi, tetapi semampunya yang disesuaikan dengan reality (kenyataaan).

Orang yang idealis cenderung melihat sesuatu berdasarkan kacamata "seharusnya", menjadikan idelogis nya untuk menentukan langkah. Seorang idealis sangat yakin atas hal atau sesuatu yang dianggapnya benar menurutnya, misalkan mereka berpendapat A, maka apapun argumen yang kita berikan tetap tidak merubah pendapatnya karena baginya dari 26 alphabet yang ada tetaplah A yang benar. Idealisme tersebut bisa berbentuk dalam sikap, perilaku, pendapat dan cara berpikir.

Sedangkan orang yang ralistis cenderung melihat sesuatu berdasarkan fakta atau kenyataan yang dilihatnya. Mereka tidak kekeuh berpendapat bahwa A benar terkecuali mereka telah melihat realitanya terlebih dahulu, langkah yang diambil seorang yang realistis juga lebih berhati hati dan lebih responsif.

Nah, jika diaplikasikan dalam langkah untuk menggapai target hidup mana yang harus kita jadikan pedoman?

Keduanya.

Ya, karena menurut penulis keduanya adalah hal yang harus dimiliki oleh seseorang untuk menggapai target hidupnya. Kita memerlukan keidealisan untuk menentukan satu tujuan yang benar-benar kita anggap sebagai target hidup, dan kita memerlukan sikap realistis dalam menentukan langkah-langkah kecil yang kita ambil. Idealis dan realistis tidak seharusnya bertentangan, dan pilihan yang terbaik adalah dengan menganut keduanya secara beriringan.

Karena tanpa sikap realistik, idealisme hanya menjadi angan-angan belaka. Sedangkan sikap idealis diperlukan untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan yang terjadi dalam realita.

Dan target hidup hanya ilusi, jika langkah kaki enggan beraksi sejak dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun