Mohon tunggu...
Wahyu Hidayat
Wahyu Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga (20107030059)

Hanya ada dua pilihan, menulis atau ditulis oleh sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengintip Surganya Thrifting di Jakarta

20 April 2021   23:15 Diperbarui: 20 April 2021   23:36 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koridor Pasar Senen / dokpri

"Ayolah kita nge-thrift, mumpung dikit lagi lebaran nih"

Ucap salah satu teman untuk mengajak penulis berburu baju thrift untuk lebaran.

Akhir-akhir ini kegiatan thrifting memang kembali populer dikalangan milenial, harganya yang bersahabat dengan kantong pelajar dan kualitas yang masih cukup baik menjadi salah satu alasan mengapa kegiatan ini kembali digandrungi oleh banyak kaum muda.

Tak luput juga dari beberapa content creator ataupun seller di berbagai platform seperti youtube, instagram dan tiktok yang membahas tentang kegiatan thrifting ini sehingga menarik minat banyak orang.

Secara istilah thrifting diambil dari kata-kata "thrifty" yang diartikan sebagai cara untuk menggunakan uang atau barang dengan baik dan efisien. Sehingga thrifting dapat diartikan sebagai kegiatan membeli barang bekas yang masih layak untuk digunakan.

Kegiatan Thrifting ini bukanlah sebuah hal yang baru bahkan sebelum era digital seperti sekarang, membeli barang - barang bekas thrifting sudah cukup populer dan sudah memiliki pasarnya tersendiri. Selain itu, kegiatan membeli barang -- barang bekas ini juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Karena dengan memilih untuk membeli barang -- barang bekas dibanding dengan yang baru dapat menekan angka pembuangan sampah pakaian yang tidak perlu. Apalagi ditambah dengan industri fast fashion yang tiap tahun memproduksi pakaian dengan jumlah yang banyak dalam waktu singkat hanya demi mengikuti tren yang terus berkembang. Maka, jika dilihat dari kacamata lingkungan thrifting merupakan hal yang sangat positif.

Dan kali ini penulis mengunjungi langsung ke salah satu pusat penjualan pakaian thrifting di Jakarta yang sudah populer dari dulu hingga sekarang yaitu Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Koridor Pasar Senen / dokpri
Koridor Pasar Senen / dokpri

Akses untuk ke Pasar Senen juga cukup mudah, letaknya yang berdekatan dengan terminal dan stasiun Pasar Senen membuat banyak orang tidak khawatir untuk kesini. Sehingga banyak pengunjung dari luar Jakarta seperti Depok, Bogor, Bekasi hingga Tangerang yang berbelanja disini.

Salah satunya adalah Andra pengunjung yang berasal dari Tangerang yang saya temui di Blok III Pasar Senen , Jakarta Pusat.

"Lumayan sering kesini sih bisa dua kali atau tiga kali dalam sebulan, tergantung stok jualan yang ada di rumah masih ada apa engga, soalnya saya mah buat dijualin lagi." terangnya.

 Penulis bersama Andra (kiri) / dokpri
 Penulis bersama Andra (kiri) / dokpri

Memang selain pengunjung yang membeli barang tersebut untuk pemakaian pribadi, tak sedikit juga yang membeli untuk dijual kembali.  Bisnis thrifting ini juga cukup menjanjikan sehingga banyak toko -- toko online di media sosial seperti Instagram dan Facebook bertebaran menjual pakaian thrifting. Andra juga memberikan tanggapan positif mengenai nyamannya berbelanja di Pasar Senen.

"Jelas udah enak sekarang, dulu kumuh banget sekarang udah kaya mall yekan, jadi makin semangat ngethrift disini" terangnya

Memang semenjak awal tahun 2018 pasar senen khususnya di Blok III memiliki wajah yang baru setelah direnovasi akibat kebakaran yang terjadi pada tahun 2017. Wajah baru tersebut juga yang berdampak dengan semakin banyak pengunjung yang datang. Dengan memiliki fasilitas seperti Eskalator, CCTV, Fire Spinklers System, Hydrant  hingga Toilet Penyandang Disabilitas semakin menambah kenyamanan untuk berbelanja baju -- baju thrift disini.

Selain dari kenyamanan, harga di pasar senen juga cukup bersahabat untuk kantong pelajar dan mahasiswa. Dari harga terendah hingga tertinggi dapat ditemukan disini. Dimulai dari kaos yang dibandrol dengan harga "gocengan", flannel atau kemeja dengan harga 10 ribu sampai 50 ribuan, hingga jeans yang dibandrol dengan harga 30 ribuan dapat ditemukan dengan mudah disini.

dokpri
dokpri
Dalam memburu pakaian dengan bandrol murah tersebut, yang terpenting juga adalah tetap harus memerhatikan kualitas dari barang yang dibeli karena ada beberapa yang memiliki minus atau kekurangan seperti sudah sedikit luntur atau ada sedikit bagian yang bolong. Yang memiliki kekurangan seperti itu-lah yang biasanya dijual dengan bandrol sangat murah. Meskipun kekurangan - kekurangan tersebut memang sudah menjadi ciri khas dari pakaian -- pakaian thrift dan dapat dimaklumi karena kondisinya yang bekas.

Akan tetapi tidak semua barang bekas yang dijual di Pasar Senen ini memiliki kualitas yang buruk. Masih banyak juga pakaian -- pakaian yang memiliki kualitas sangat baik bahkan seperti baru. Karena tidak hanya banyak pakaian dengan harga 5000-an tetapi juga ada yang harganya dari ratusan ribu bahkan menyentuh angka satu juta. 

Harga tinggi tersebut biasanya tergantung dari brand atau merk-nya. Tak luput juga dari kualitasnya karena masih banyak pakaian -- pakaian bekas yang dijual seperti celana, kaos ataupun jaket yang memiliki kualitas seperti baru sehingga tidak berbeda dengan yang dijual di store -- store resmi. Harga juga dipengaruhi oleh stok terbatas dari pakaian tersebut atau biasa disebut dengan barang limited edition.

dokpri
dokpri

Selain harus memilah milih antara kualitas yang masih baik dan tidaknya, untuk mendapatkan harga yang pas juga harus memiliki skill menawar yang baik. Apalagi jika memilih barang -- barang yang dibeli untuk dijual kembali maka menawar adalah sebuah keharusan. Karena meskipun harga nya sudah murah, para pedagang disini masih memperbolehkan pembeli untuk nawar.

Beranjak dari beberapa kenyamanan berbelanja di Pasar Senen tersebut, kita tetap lah harus waspada karena di kawasan Pasar Senen masih terdapat beberapa copet. Untuk mengatasi hal tersebut, sangat disarankan untuk menaruh barang -- barang berharga di tas depan. Juga menghindari waktu -- waktu yang banyak pengunjung.

"Biasanya rame dari siang sampai malam, tapi sekarang sebelum jam 8 malam biasanya udah sepi, mungkin karena bulan ramadhan"

"Saya rekomendasiin mending datang pagi, kalo pagi baru tuh sepi" ujar Andra.

Menurut Andra waktu yang paling cocok untuk berbelanja disini adalah saat pagi hari karena masih sepi, dengan sepinya pengunjung saat pagi juga kita dapat lebih leluasa untuk memilih barang -- barang yang kita inginkan.

Tips atau saran yang terakhir adalah tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku karena terkadang kita diharuskan untuk berdesakan dengan pengunjung lainnya. Dan di kawasan Pasar Senen mulai dari Stasiun, Terminal dan Pasar Senen terdapat banyak razia masker yang dilakukan oleh Satpol PP. Namun selama kita tetap mematuhi protokol kesehatan hal tersebut tidak menghalangi kita dalam berburu pakaian - pakaian thrift di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun