Sebagian orang di Tanah Air mungkin bertanya, jalan-jalan ke Myanmar ada apa di sana? Myanmar sudah lama saya incar karena penasaran, dan gayung bersambut ketika dibebaskan visa untuk ke Myanmar saya pun mewujudkan cita-cita untuk menamatkan kunjungan ke seluruh anggota ASEAN.Â
Karena tinggal di Kuala Lumpur menjadikan perjalanan makin mudah, banyak pilihan penerbangan dengan berbagai promosi. Dari perjalanan ke Yangon dan kota sekitarnya berikut apa yang saya pribadi lihat:
1. Orang Myanmar Bersifat Ramah
Sentuhan pertama adalah ketika mau ke arah kota dari bandara, saya ditawarkan untuk naik taksi bersama orang lokal yang saya baru kenal. Bahasa Inggrisnya bagus dan banyak cerita, kedua orang yang dalam taksi itu baru saja ikut simposium mengenai lingkungan di Penang.Â
Meski baru saja kenal tidak ada kesan kaku. Saya diajak berdiskusi sepanjang jalan, sambil dia meminta maklum jalan di Myanmar yang agak berdebu dan panas.Â
Saya katakan, kita sama-sama di negara tropis panas di jalan sudah biasa. Waktu sudah sampai kota, satu orang meminta maaf ke saya karena taksinya akan membelok ke gang di rumahnya dahulu.Â
2. Suka Menolong
Saya sebelum melakukan perjalanan membaca bahwa banyak turis (orang asing) dibantu dan dihantar ketika meminta arah perjalanan. Ini terbukti, saya sebenarnya tidak mau membuktikan, kejadian ini saya alami karena saya sangat senang memasuki kampung, menyusur rel kereta api yang sudah tidak terpakai kemudian sambung dengan naik-naik bus asal saja, akhirnya saya berada di daerah kampung sekali. Tidak bisa menggunakan bahasa daerah situ.Â
Akhirnya saya naik bus, asal saja, saya bertanya apakah bus ini ini ke kota. "Bus to city, to city?" Awalnya tidak ada yang jawab, mungkin karena tidak dimengerti, seorang pemuda di belakang membalas "Yes, city". Pemuda itu saya kira memang mau menuju kota, dia menghantarkan saya sampai kota Yangon.Â
Sedihnya saya tidak membayarkannya untuk naik bus, padahal kami berganti bus sampai 3 kali. Saya dihantar sampai tujuan saya betul-betul. Pemuda itu berpamitan sedikit cepat-cepat bergerak karena dia bilang akan tempat kursus bahasa Inggris yang ternyata tidak ada di Yangon tapi di tempat lain yang berbeda. Dia naik bus lagi untuk ke tempat kursusnya.
Ibu penjual di stasiun itu mau membungkuskan makan untuk bekal perjalanan tanpa mesti membayar. Saya menolak karena alasan kehalalan secara halus, saya tidak bilang itu tidak halal tapi saya bilang saya sudah bawa bekal biskuit dan buah. Saking baiknya Ibu itu meminta anaknya membawakan satu botol air untuk saya.
3. Mengenal Bahasa Indonesia dan Jawa
Sebagian orang Myanmar banyak bekerja di Malaysia, karenanya dari beberapa mereka mengenal bahasa Melayu. Rata-rata orang Myanmar bekerja di Malaysia dan banyak berinteraksi dengan orang lokal yang membawa kemampuan bahasa melayu.Â
Saya pun bertemu dengan satu orang Myanmar yang pernah bekerja jadi driver di satu badan Myanmar di Jakarta. Bahasa Indonesia sangat bagus dan bergaya Jakarta ketika berbicara dengan saya. Tentu mahir karena dia lama tinggal di Tanjung Priok dan pengakuannya hampir sempat menikah dengan gadis idamannya saat di Jakarta. Pernikahannya terhalang ketika orang tuanya sakit dan beliau kembali ke Myanmar.
4. Taat Membayar Tiket Kereta
Kereta dan stasiun di kota Yangon memang tidak sebagus negara kita. Kita bisa masuk lewat mana saja. Apa bagusnya?Â
5. Banyak Masjid dan Pagoda Bersebelahan
Setidaknya ada 5 masjid yang saya kunjungi di kota Yangon dalam satu hari perjalanan. Hebatnya masjid itu ada di pusat kota dan berada bersebelahan dengan Pagoda besar.Â
6. Batik Indonesia Mempercantik Dandanan Orang Myanmar
Di kota dan pasar besar Yangon mudah sekali ditemui batik-batik Indonesia dari Solo dan Pekalongan.Â
7. Bangunan Tua yang Cantik
Myanmar memang terkesan belum menjadi negara maju namun kota ini menyimpan banyak bangunan kuno yang sangat cantik.Â
8. Banyak Produk Indonesia
Selain produk-produk Malaysia, banyak obat-obatan dan makanan berasal dari Indonesia.Â
Jika kita tidak mengenal mungkin Anda mengira seluruh rakyat Myanmar mengusir Muslim yang tinggal di negara itu. Anda perlu tahu sebelum bertindak. Berkunjung dan melakukan perjalanan itu membuka wawasan dan mendapat sudut pandang.
Sumber gambar: dokumen pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H