Mohon tunggu...
Wahyu Handoko
Wahyu Handoko Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi IT bidang human resources dan suka travelling

Senang memajukan Bangsa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Untuk Apa Anda Mengatakan Indonesia Belum Merdeka?

17 Agustus 2012   03:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:38 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk apa Anda mengatakan Indonesia belum merdeka? Itu hanya mengecilkan bara semangat para pejuang kita dahulu kepada generasi kita dan yang akan datang. Anda mungkin mengecam pemimpin negara namun pernahkan Anda bertanya: Apa yang telah Anda lakukan untuk negara? Anda saja mungkin dari dulu bermalas-malasan untuk sekolah, membolos kuliah, dan bahkan sekadar mengejar selembar ijazah untuk tiket mendaftar keanggotaan parpol, ijazah sekadar pelengkap bukan sebagai penyokong pondasi karakter Anda. Berapa kali Anda mentolerir kesalahan-kesalahan kecil. Dalam pemilihan Ketua RT, apakah Anda memikirkan kemampuannya atau hanya sekadar karena dia saudara Anda sehingga Anda memilihnya atau karena alasan tetangga dekat Anda? Begitu juga dengan Lurah atau Kepala Desa, apakah karena lebih banyak uang sogokan yang menjadikan Anda memilihnya? Berapa anggota dewan negeri ini yang mandul yang Anda pilih karena mereka hanya punya hubungan kedekatan dengan usaha & bisnis Anda tanpa punya rasa hati nurani kepada rakyat semesta. [caption id="" align="aligncenter" width="463" caption="Sang Saka Merah Putih berkibar di salah satu gedung di kawasan Jl Sudirman, Jakarta"][/caption] Berapa kali Anda memberikan uang suap kepada panitia seleksi pegawai untuk memilih putra-putri Anda di masa lalu, padahal ada banyak calon yang lebih pandai, cakap dan berintegritas daripada putra-putri Anda? Dan kini banyak badan pemerintahan tidak bisa bersaing, kurang gesit, dan tidak bisa berpikir strategis karena cara recruitment yang penuh kolusi dan nepotisme. Berapa banyak Anda memilih para pemuka agama karena mereka terlihat lebih tersohor dengan mobil, rumah dan gemilang hartanya daripada seorang pemuka agama yang paham betul arti kesederhanaan hidup. Berapa banyak kita gengsi, merasa lebih indah hidup di negeri orang, mencari pekerjaan kelas kasar, padahal peran Anda di sana jauh lebih rendah daripada kehidupan Anda di Tanah Air? Berapa banyak nikmat Tuhan atas pertanian, keindahan alam, keanekaragaman hayati laut negara tropis ini Anda sia-siakan? Bahkan Anda begitu mudahnya membuang kotoran dan sampah ke sungai-sungai, bahkan di jalan tol sekalipun. Kita, Bangsa Indonesia, kadang telah lupa bahwa kebobrokan negeri ini karena Anda sendiri, lalu saat ini Anda berteriak "sial pemimpin negara ini" atau "mending si itu deh yang jadi presiden". Berhentilah!. Yang benar adalah Anda berperilaku baik, jujur, dan berani. Saya akan mendukung Anda dan tanamkanlah ke kanan kiri Anda kebiasaan baik dan luhur, hentikan rasa gengsi yang tiada arti. Saya yakin Indonesia akan maju dan bermartabat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun