Mohon tunggu...
Wahyu Fajar
Wahyu Fajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Akuakuktur Universitas Airlangga

Saya mahasiswa akuakuktur S-1 Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Stop Pemakaian Produk Sekali Pakai dan Beralih ke Produk Ramah Lingkungan

17 Juni 2024   22:30 Diperbarui: 17 Juni 2024   22:37 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah plastik menjadi masalah global yang mendesak, dan Indonesia tidak luput dari dampak yang ditimbulkannya. Faktor utama yang menjadi latar belakang penigkatan sampah plastik adalah produksi plastik secara massal dan penggunaan produk plastik sekali pakai . Produk-produk seperti kantong plastik, botol minuman, dan kemasan makanan seringkali digunakan hanya sekali sebelum dibuang, situasi ini diperburuk dengan kurangnya sistem pengelolaan sampah yang efektif, terbatasnya infrastruktur daur ulang, serta rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi penggunaan plastik dan mendaur ulang sampah plastik yang ada.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir,  kesadaran akan pentingnya lingkungan telah meningkat secara signifikan di kalangan mahasiswa. Hal ini ditandai dengan bertambahnya minat terhadap produk ramah lingkungan. Banyak mahasiswa yang semakin menyadari dampak negatif dari sampah plastik dan polusi terhadap bumi kita, sehingga mereka mulai beralih ke produk yang lebih sustainable. Produk ramah lingkungan seperti tas belanja kain, botol minum stainless, dan alat makan reusable menjadi pilihan utama.

Di sisi lain, masih ada fenomena yang cukup mengkhawatirkan yaitu masih maraknya pemakaian produk sekali pakai, di dukung olah faktor kenyamanan dan harga yang relatif lebih murah seringkali menjadi alasan utama mahasiswa memilih produk ini. Di tengah kesibukan aktivitas kuliah dan kegiatan lainnya, produk sekali pakai seperti botol plastik, alat makan sekali pakai, dan kemasan makanan instan menjadi solusi praktis. 

Dilema ini menunjukkan adanya kebutuhan akan edukasi yang lebih intensif mengenai pentingnya penggunaan produk ramah lingkungan serta dampak jangka panjang dari produk sekali pakai. Institusi pendidikan memiliki peran penting dalam mengedukasi mahasiswa tentang konsep sustainability dan bagaimana perilaku konsumsi mereka mempengaruhi lingkungan.

Selain edukasi, insentif dari pemerintah dan universitas, seperti diskon untuk pembelian produk ramah lingkungan atau penerapan regulasi yang membatasi penggunaan produk sekali pakai, dapat menjadi dorongan yang efektif. Dengan kombinasi edukasi, regulasi, dan insentif, diharapkan mahasiswa akan lebih termotivasi untuk memilih produk ramah lingkungan sekaligus mengurangi ketergantungan pada produk sekali pakai.

Pada akhirnya, peningkatan minat terhadap produk ramah lingkungan di kalangan mahasiswa merupakan langkah positif, namun harus diimbangi dengan kebijakan-kebijakan yang mendukung agar perilaku ini dapat menjadi kebiasaan yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun