Dari sekian banyak informasi yang beredar di lini media, tak sedikit informasi palsu atau Hoax kerap menjadi pucuk pemicu permasalahan di sekitar masyarakat. Seperti fakta pertumbuhan jumlah pertumbuhan pengguna Internet di setiap tahun dan dimulainya fenomena "Post-Truth" tak jarang menjadi penyebab wacana masyarakat dapat dimanipulasi dengan mudah.
Tenaga Ahli Utama kantor Staf Presiden, Wandy Tuturoong menyampaikan, bahwa Indonesia sudah mulai dihadapkan fenomena Post-Truth. Artinya, kini dasar kebenaran informasi yang diterima hanya dilandaskan pada kepercayaan, bukan pada fakta-fakta empiris yang seharusnya menjadi poin penting dalam menyerap sebuah informasi.
"Saat ini kita berhadapan di era fenomena Post-Truth" tegas Wandy, saat menyampaikan materi diskusinya yang bertema "Perang Melawan Hoax" di Hotel Oriestom, Manokwari, 19-20 Maret 2018.
Bersamaan dengan jalannya diskusi pun turut dihadiri oleh berbagai kalangan terkait, seperti Ketua Adat Wilayah III Raja Ampat yakni Paul Finsen Mayor, dan berbagai anggota HAM dan keagamaan yang dinilai cukup efektif untuk menyampaikan informasi pentingnya "Perang Melawan Hoax".
Lebih jauh Wandy melanjutkan, berdasar survei Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), setidaknya telah menyebutkan sekitar 44.3 persen masyarakat kerap menerima informasi Hoax sekali sehari dan sekitar 17.2 persen responden mengakui bisa menerima lebih dua kali informasi Hoax.
Sehingga hampir sudah bisa dipastikan sumber utama informasi Hoax tak lain makin terbukanya sekat filter di media sosial, bahkan jika kembali mengacu pada hasil survei Mastel. Ada 84 persen responden yang begitu terganggu lantaran menghambat kerukunan masyarakat.
"Mereka juga cukup terganggu dari beberapa informasi Hoaks yang mereka terima" paparnya.
Untuk itu, Wandy memberikan beberapa cara untuk menghindar dari serangan informasi Hoax yang makin aktif. Pertama hal yang harus dilakukan, dalam menyerap informasi masyarakat perlu secara utuh terhadap isi detail informasi yang disampaikan. Kedua, segara dikonfirmasikan sumber informasi terkait. Ketiga, cek sumber link atau tautan informasi apakah media yang menginformasikan informasi tersebut kredibel atau tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H