Kalau tujuan kita adalah masyarakat yang adil makmur berdasarkan pancasila, dan bentuk jabatannya antara lain berupa “target” pertumbuhan ekonomi, jangan sampai obsesi untuk mengejar “target” itu justru menginjak-injak peri-keadilan, dengan kepentingan rakyat kecil yang lemah dengan berdalih “jer basuki mawa beya”.
Memang benar, “jer basuki mawa beya” atau, meminjam ungkapan Christianti Wibisono, “there is no free lunch”; untuk memperoleh sesuatu, selalu ada biaya yang kita keluarkan dan untuk meraih tujuan yang mulia, ada pengorbanan yang harus kita lakukan.
Tetapi harus kita lihat dulu, siapa yang memperoleh sesuatu itu, dan siapa pula yang terpaksa harus memikul biaya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H