Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 11, Anak Angkat (Cersil STN)

22 Maret 2024   14:12 Diperbarui: 3 Juni 2024   10:34 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dibawa pulang to cah bagus.  Tempayan nenek di rumah pecah. Terpaksa beli lagi.  Tapi nenek gak kuat membawanya pulang."

"Aku bantu nek.  Biar aku yang membawa ke rumah nenek."

"Aku gak punya uang untuk ongkos bawa ke sana "

"Nggak usah bayar nek.  Wedang jahe dan gula kelapa saja sudah cukup."

"Kalau hanya itu nenek bisa suguhkan,"

Akhirnya mereka berdua berjalan berurutan.  Nenek di depan dan Sembada memanggul tempayan di pundaknya berjalan di belakang.

"Mimpi apa aku semalam.  Ada anak dewa berkenan membantuku membawa tempayan."

"Aku bukan anak dewa Nek."  Jawab Sembada sambil tertawa.

"Bagiku kau anak dewa, ngger... mau membantu nenek tua yang hidup sendiri seperti ini."

"Nenek nggak punya keluarga."

"Dulu punya anak satu, lelaki.  Jika ia masih hidup, mungkin sudah sebesar kamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun