"Yang kita rasakan sekarang ini, mereka tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah, berarti tidak bisa dipercaya, dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati. Tidak memegang komitmen dan janji-janjinya," kata SBY.
Wajar SBY menyatakan seperti itu. Merasa dikhianati. Toh dia juga manusia yang punya perasaan.
Bukankah selama ini politik di Indonesia memang seperti itu?
Soal khianat mengkhianati adalah hal biasa dilakukan oleh para politisi kita. Kawan bisa jadi lawan. Begitupun sebaliknya. Tidak ada musuh abadi dalam politik. Yang ada hitung-hitungan untung rugi.
Persoalan ini sempat disindir oleh seorang politisi melalui status di Facebook.
"Bicara khianat dalam politik, ibarat bicara dalil di depan orang lapar," kata politisi itu yang juga ingin menjadi wakil rakyat.
Kita tunggu bagaimana drama politik selanjutnya. Apakah Partai Demokrat akan merawat ke koalisi PDIP atau ke koalisi Partai Gerindra?
Mungkinkah AHY yang selama ini gencar menyuarakan perubahan dan perbaikan, merapat ke koalisi yang tidak ingin perubahan tetapi melanjutkan program Jokowi?
Kita lihat dinamikanya kedepan seperti apa. Yang jelas, jika tidak ingin kecewa, jangan terlalu berharap. Apalagi sama politisi yang selalu mengumbar janji.
Berharaplah kepada sang pencipta yang selalu menepati janjinya.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H