Mohon tunggu...
Wahyudin Jamsa
Wahyudin Jamsa Mohon Tunggu... -

Lahir di Majalengka

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

SOPAN DAN SANTUN DI JALAN

13 Desember 2015   15:56 Diperbarui: 13 Desember 2015   15:56 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebuah pagi di Miri

Pagi itu tempat parkir sudah penuh dan hanya satu alur jalan untuk keluar dari perkantoran tersebut yaitu lewat deretan ruko dan salah satunya sebuah bank. Kami mengikuti alur tersebut untuk keluar dari perkantoran tersebut dan tiba-tiba mobil di depan tiba-tiba berhenti dan salah seorang penumpangnya keluar dan masuk ke ruang ATM yang memang sudah tersedia di bagian luar depan Bank tersebut. Kami pun berhenti karena terhalang mobil di depan dan sang Sopir (bhs Melayu Pemandu) di samping saya sabar menunggu dan tidak membunyikan klakson ataupun ngomel juga di belakang kami di mana beberapa mobil berjajar tidak ada yang membunyikan klakson. Semua sabar menunggu sampai mobil di depannya melanjutkan perjalanan. Itulah salah satu gambaran lalu lintas di negeri orang yang rapih dan tidak bising yang mungkin tidak akan di temui di negeri kita yang senang membunyikan klakson. Ini di temui juga di Hatyai ataupun di Songkhla, Thailand, walaupun macet tapi ngga pernah terdengar bunyi klakson juga ngga bakal terdengar makian dan sumpah serapah.

 

Mobil berhenti menunggu kita lewat

Suatu saat saya jalan di area pertokoan di Kuala Belait, Brunei, dan bermaksud menyebrang jalan. Luar biasa, mobil-mobil sudah berhenti menunggu saya nyebrang padahal saya belum berdiri di pinggir jalan dan masih ada dua langkah lagi ke tepi jalan, luar biasa dan saya merasa nyawa saya lebih di hargai di negeri orang daripada di negeri sendiri. Bayangkan kalau kita mau menyeberang jalan di Jakrta atau di kota besar lainnya kita akan berdiri lama menunggu jalan kosong.

 

Pemandangan yang indah dan sangat berkesan

Juga sewaktu di Niigata saya lihat mobil-mobil berhenti ketika anak-anak TK (Tanpa di temani orang tuanya yang tidak seperti di Indonesia anak-anak TK di temani sampai keluar sekolah atau di antar jemput) yang pulang sekolah mau menyeberang jalan, dan lebih terkesan lagi ketika anak-anak TK setelah menyeberang berbalik menghadap jalan dan membungkukan badan tanda terima kasih. Luar biasa indah sekali, dan tidak akan pernah di temui di negeri kita walau seribu tahun lagi.

 

Belajar dari pengalaman tersebut ketika saya berkendara saya selalu ingat hal itu dan berusaha mencontoh mereka, saya berusaha berhenti ketika ada orang akan lewat walaupun kadang mobil di belakang ribut membunyikan klakson, juga saya tidak pernah menerobos lampu merah dan juga berhenti di belakang zebra cross.

 

Bagaimana setuju tidak kalau kita tertib berlalu lintas seperti di negeri orang? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun