Perlu diketahui, kekuatan Hary Tanoe bukan hanya sebatas massa. Selain basis masaa Partai Perindo yang elektabilitasnya saat ini semakin menanjak bahkan mengalahkan beberapa parpol lama, kekuatan media Hary Tanoe juga sangat patut untuk diperhitungkan.
Tak bisa dipungkiri, bahwa tidak ada satupun politisi Indonesia saat ini yang kekuatan medianya lebih dahsyat daripada Hary Tanaoe. Bahkan sekelas Surya Paloh dan Abu Rizal bakrie sekalipun.
Oleh sebab itu, jika Presiden Jokowi benar-benar ingin melanjutkan program Revolusi Mentalnya, Nawa Citanya, ingin menang dua periode, satu-satunya tokoh yang sangat pas dan sesuai dengan kebutuhan Indonesia dan Jokowi untuk periode 2019-2024, pilihannya adalah Hary Tanoesoedibjo. Cakap dalam membangun ekonomi baik makro maupun mikro, basis massanya kuat, serta kekuatan medianya tak bisa diragukan lagi.
Keempat, Moeldoko.
Namun demikian, Presiden Jokowi sepertinya kurang tepat jika disandingkan dengan tokoh yang berlatar belakang militer. Urusan meredam panasnya suhu politik tanah air, itu tugasnya Menhan, Menko Polhukam atau bisa juga Menkumham. Satu contoh adalah era Presiden Jokowi saat ini. Meski suhu politik seringkali panas, hal ini bisa diatasi oleh Menko Polhukan, Wiranto. 4 tahun pemerintahan Jokowi, situasi politik nasional terbilang cukup stabil, meski wakil presidennya tidak berlatar belakang militer.
Kelima, nama terakhir yang pantas menjadi Cawapres Jokowi versi SAS Institute adalah, Sri Mulyani.
Satu sisi, itulah kelebihan Sri Mulyani. Ia paham betul soal ekonomi makro. Handal mengelola keuangan, mengendalikan nilai tukar rupiah, saham dan yang semacamnya. Selain itu, ia juga banyak memiliki jaringan internasional.
Namun, di sisi lain, Sri Mulyani bukanlah tokoh yang berlatar belakang pengusaha. Ia memiliki kekurangan jika membahas soal ekonomi mikro. Pada titik inilah Sri Mulyani kalah jika dibandingkan dengan Hary Tanoe.Â
Meski keduanya sama-sama memiliki jaringan internasional yang cukup kuat dan luas, namun jaringan internasional yang dimiliki Sri Mulyani hanya sebagas teman, kenalan, atau bahkan sebagai atasan dan bawahan.