Tempelkan sebuah pertanyaan sederhana yang jawabannya ada di dalam salah satu buku yang dikoleksi perpustakaan sekolah. Pertanyaan dibuat dengan tingkat kesulitan yang berbeda, sesuai dengan tingkat kelas siswa yang membacanya. Sediakan satu boks tepat di samping pintu masuk perpustakaan sekolah agar siswa mudah memasukkan jawaban mereka.Â
Dalam periode tertentu (misal 1 minggu atau dua minggu sekali) boks tersebut dibuka dan diundi. Nama pemenang diumumkan di hadapan seluruh siswa (misal di tengah upacara bendera atau kegiatan pramuka). Pemenang akan mendapatkan hadiah yang sudah disiapkan oleh pengelola perpustakaan.
Sudut Promosi
Sudut promosi dapat berupa meja atau rak untuk memajang buku-buku tertentu. Buku-buku yang dipajang tidak harus buku-buku yang baru dikoleksi oleh perpustakaan, tetapi bisa saja buku lama yang menampilkan tema tertentu.Â
Pengelola perpustakaan perlu merencanakan dalam periode tertentu, tema apa saja yang akan diangkat untuk sudut promosi. Untuk memudahkan tema yang diangkat, agar aktual pengelola perpustakaan perlu melihat hari-hari yang diperingati pada bulan tertentu.Â
Misalnya untuk memperingati hari bumi di bulan april, buku-buku fiksi dan non-fiksi bertema lingkungan hidup bisa dipajang di sudut promosi. Sudut promosi juga tidak terbatas hanya di perpustakaan saja, tetapi bisa dibuat di koridor sekolah, atau tempat lain yang cukup strategis.
Pengelola perpustakaan perlu mengadakan acara tahunan yang menjadi puncak kegiatan literasi sekolah. Acara tahunan dapat memanfaatkan momentum bulan bahasa, hari pendidikan, atau hari buku anak sedunia. Agar menarik, acara tahunan ini perlu dilakukan secara meriah dalam bentuk festival.Â
Pengalaman saya di sekolah yang lama mungkin bisa dicontek. Pada festival literasi itu, ada banyak kegiatan dalam satu minggu. Sekolah mengundang pendongeng untuk bercerita di depan seluruh siswa dan di waktu yang berbeda mengadakan pelatihan mendongeng untuk  orang tua murid. Sekolah juga mengadakan lomba menghias pintu kelas seperti sampul buku.Â
Setiap kelas boleh memilih sampul buku yang ada di perpustakaan, lalu pintu kelas dihias semirip mungkin seperti sampul buku yang mereka pilih. Semarak sekali, karena sepanjang koridor, ada begitu banyak sampul buku raksasa. Selain itu, pada acara festival tersebut, siswa memiliki jurnal membaca masing-masing.Â
Dalam jurnal tersebut, siswa menuliskan judul buku, pengarang, isi cerita, dst. yang menjadi laporan kegiatan membaca mereka untuk guru dan orangtua. Memang perlu dana yang tidak sedikit untuk penyelenggaraan festival ini, namun dengan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah seharusnya hal ini tidak menjadi kendala berarti.