BELITUNG TIMUR, Kota Manggar tahun 1992 adalah salah satu kota menjadi tujuan melanjutkan  pendidikan  Tingkat Menengah Atas/Sekolah Tehnik diantaranya SMA Negeri Manggar, STM Stannia, SMEA Handayani, SMA Pergib dan SMA Nasional (sekarang SMK Mitra Nusa Bakti atau SMK Pariwisata) Menengah selain itu juga ada yang kota Tg. Pandan. Siswanya rata-rata berasal dari Damar, Kelapa Kampit, Gantung, Dendang dan bahkan dari Tg. Pandan ada melanjutkan ke Manggar.
Awal tahun 1992 para orang tua siswa yang mayoritas bekerja sebagai karyawan di PT. Timah, walaupun diantara mereka juga yang berprofesi sebagai Pedagang, Nelayan dan Buruh, ada yang berkelakar kalau PT. Timah sedang mengalami goyang (bukan meja Goyang). Walaupun minim informasi pada saat itu seperti media cetak maupun online tidak seperti sekarang ini, tapi dipastikan kebenaran informasi tersebut akurat.
Salah satu siswa, sebut saja Wahyudi tamatan SMA Negeri Manggar berijazah 12 Juni 1992 jurusan A3/Sosial "Wisudanya cuma foto bersama teman sekelas dan guru, kalau tidak salah fotografernya dari Photo Salon atau Photo Indah dari Pasar Manggar", menyampaikan ceritanya.Â
Orang tua "Bang..., abang kan kemarik laa ke Tanjong muat Surat Keterangan Kelakuan Baik (sekarang neh SKCK) di Polres Belitung. Kayak eh bapak ndak kan sanggup mun abang nak sekulah masok AKABRI tek, kemarik ade info dari timah kan banyak karyawan timah nok kan perintian, dipindahan ke Bangka, Bapak juak ndak tahu ini neh ape kan diperintian ape dipindahan urang juak keuh,"eje belau tek.
Translate "Kemarin Abang sudah ke Polres Belitung di Tanjung Pandan membuat SKCK. Â Bapak tidak akan sanggup membiayai persiapan sekolah abang ke AKABRI, karena ada info banyak karyawan Timah akan dirumahkan atau dimutasi ke Pulau Bangka. Dan Bapak pun belau tahu nasib kedepannya," kata Beliau.
Wahyudi" Yee lah Pak mun kitu seh karene kidang ungkos ke Palembang trus ke Magelang ukan sikit-sikit juak kelak eh. Tapi abang nak mintak ijin kan bapak umak mun laa dapat ijazah sekula nak ngerantau ajak abang ke Jakarta trus ke Bandung. Bapak tau juak kan begawe dimane juak dibang belitong neh lum jelas," becangek peradean nok bini: jadi tukang kredit ajak bang! ndak mahib".
Translate "Iya Pak tidak apa-apa, buat ongkos pergi ke Palembang dan Magelang menbutuhkan Uang tidak sedikit nantinya. Tapi abang minta sama bapak dan ibu, kalau ijazah sudah keluar/selesai mau pergi merantau. Bapak tahu juga kalau mencari pekerjaan di Belitung belum begitu jelas dimananya.  Candaan adik Perempuan "Jadi tukang kredit saja", Tidak mau.
Walaupun hanya terdiam tanpa bahasa dengan rasa sedih yang menyelimuti, dikarenakan setahun terakhir ini, dia telah bersiap diri dengan fisik, mental dan nilai sekolah untuk menggapai cita-cita menjadi Polisi harus pupus. Wahyudi , "Tetap semangat untuk pergi merantau".
Akibat kasus Timah  dari 2015-2022 yang telah merugikan negara 271T, banyaknya keluhan para penambang rakyat yang menggantung hidup mereka dari hasil tambang tersebut serta dengan kejadian beberapa bulan terakhir ini, seperti murahnya harga timah, kurang/tidak adanya pembeli  dan operasi penertiban oleh aparat penegak hukum.
Apakah hal ini tidak akan menganggu dan menjadi masalah bagi anak-anak para penambang timah yang sedang bersekolah maupun telah lulus tahun ini.