Mohon tunggu...
Wahyudi Iswar
Wahyudi Iswar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN Pemprov Sulbar

Silaturahim

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengetahuan dan Kebijakan Berbasis Bukti

22 Mei 2024   08:47 Diperbarui: 24 Mei 2024   15:13 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pembuatan atau praktik EBP biasanya mengacu pada upaya sistematis untuk memastikan penelitian ilmiah menjadi input penting dalam pembuatan kebijakan. EBP telah banyak disebut sebagai cara untuk menerjemahkan pengetahuan, transfer pengetahuan, pertukaran pengetahuan, pemanfaatan penelitian, implementasi, difusi dan penyebaran pengetahuan dalam proses atau siklus kebijakan publik. Dalam hal ini penting terlebih dahulu untuk melihat sumber atau bentuk pengetahuan yang relevan dengan proses kebijakan.

Ada tiga bentuk pengetahuan yang dapat terlibat dalam proses EBP. Yang pertama, pengetahuan ilmiah formal yang menghasilkan kumpulan data yang membantu kita mengambil kesimpulan tentang masyarakat, dan menarik kesimpulan tentang apa implikasinya untuk kebijakan. Aktor kunci dalam kelompok ini adalah para ilmuwan, dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian.

Yang kedua, yang sering disebut pengetahuan professional. Hunt dan Shackley dengan istilah pengetahuan fiduciary atau apa yang Jones  sebut sebagai pengetahuan yang diinformasikan oleh praktik. Di pemerintahan, pengetahauan ini dapat disebut sebagai pengetahuan profesional para birokrasi. Pengetahuan yang didasarkan pada sumber informasi sekunder serta pengalaman langsung para praktisi dan pengetahuan mereka tentang konteks dan proses tempat pengetahuan digunakan.

Pengetahuan profesional ini mensintesis dan mengkonsolidasikan ide-ide serta menghubungkannya dengan konteks tempat kebijakan beroperasi. Pengetahuan profesional berfungsi sebagai jembatan antara pengetahuan ilmiah dan kebutuhan pembuat kebijakan. Tanpa pengetahuan profesional, banyak pengetahuan ilmiah tidak akan menemukan jalannya ke ruang kebijakan. Agar berhasil, produsen pengetahuan profesional harus memiliki pemahaman yang kuat tentang penelitian dan tentang kebutuhan pembuat kebijakan. Oleh karena itu kaum profesional dalam hal ini birokrat, harus mampu menerjemahkan dan mengkomunikasikan pengetahuan dalam siklus kebijakan. Dalam struktur pemerintahan, peran ini sering didefinisikan atau lakoni oleh jabatan fungsional analis kebijakan.

Jenis pengetahuan ketiga, pengetahuan lokal. Pengetahuan lokal muncul dari pengalaman dan praktik masyarakat. Kadang-kadang disebut sebagai pengetahuan masyarakat atau pengetahuan pengalaman. Durose dan Richardson (2016) merujuk Henry Mintzberg yang menyatakan bahwa kebijakan tidak boleh hanya bergantung pada sains, tetapi juga pada 'seni', yang mencakup antara lain pengetahuan lokal. Banyak pengetahuan yang kita miliki sebagai individu adalah pengetahuan pengalaman. Ini adalah pengetahuan yang kita miliki tentang bagaimana bertindak dalam masyarakat, nilai-nilai apa yang penting dalam masyarakat tempat kita hidup.

Selain bentuk adapula hierarki pengetahuan. Russell Ackoff dalam pidatonya menerima jabatan presiden Masyarakat Internasional untuk Penelitian Sistem Umum pada tahun 1989 memperkenalkan hierarki DIKW (Data, Informasi, Knewledge, Wisdom). Menurut Ackoff, informasi adalah penyempurnaan dari data, nilai yang kita ekstrak dari data. Sementata untuk mengkarakterisasi nilai yang kita ekstrak dari informasi. Ackoff menyarankan pengetahuan sebagai nilai informasi.


Pengertian Ackoff ini sejalan dengan teori informasi. Data didefinisikan dalam istilah entropi termodinamika (fisik), informasi dalam istilah entropi Shannon (simbol), dan pengetahuan dalam istilah entropi kognitif (konteks). 

Informasi bisa disebutkan sebagai yang berisi deskripsi jawaban atas pertanyaan yang dimulai dengan who, what, where, when dan how many. Dalam "Panduan Praktik yang Baik dalam Manajemen Pengetahuan" yang dikeluarkan oleh Komite Standardisasi Eropa menyatakan: " Pengetahuan adalah kombinasi data dan informasi, yang ditambahkan pendapat ahli, keterampilan, dan pengalaman, untuk menghasilkan aset berharga yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan."

Memperoleh pengetahuan adalah  proses kompleks yang bersifat sosial, didorong oleh tujuan, kontekstual, dan terikat secara budaya. Kita memperoleh pengetahuan dengan sebelumnya memiliki keinginan dan keingintahuan. Dalam proses mengetahui lah kita terlebih dahulu memutuskan informasi mana yang relevan, dan bagaimana informasi tersebut akan digunakan. Dalam piramida DIKW itu, bagi Ackoff, pengetahuan mengubah informasi menjadi instruksi. (***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun