Mohon tunggu...
Wah Yudi
Wah Yudi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Warga Indonesia yang saat ini tinggal diJakarta dan bekerja di Industri Periklanan.\r\n\r\nFans AC Milan era the dream team, tapi juga penggemar permainan cantik nan indah ala Tiki Taka dan Total Football. Jadi suka bingung, mules bin pening jika AC Milan ketemu Barca seperti 4x di LC 2012 atau Belanda vs Spanyol di PD 2010 :D Tapi klub Nottingham Forest yang paling saya suka, cinta lingkungan gitu kesannya Hahaha :D

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi, Belajarlah Dari SBY

17 Februari 2015   04:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:04 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wacana kepindahan presiden Jokowi keistana Bogor sepertinya memang akan jadi dilakukan. Terlepas dari apa motif dan tujuan kepindahannya tentu kelak akan menyebabkan efek berantai, tak hanya bagi presiden, kabinet, orang – orang yang berurusan dengan presiden bahkan rakyat kecil yang tak tahu menahu dan tak ada urusannya dengan sang Presiden. Kelak semua elemen yang bersinggungan dengan dinamika sang presiden baik langsung maupun tak langsung terpaksa harus beradaptasi dengan hal baru seputar Istana Bogor, suka maupun tak suka, rela maupun terpaksa.

Ada banyak efek berantai yang bakal terjadi akibat pindah rumahnya sang presiden kali ini diantaranya :

1.Wapres dan Kabinet harus beradaptasi dan kehilangan waktu berharganya jika harus rapat kabinet ataupun dipanggil presiden, mengingat hampir semua kementrian dan pemerintahan berkantor di ring 1 seputar istana merdeka. Tak aneh jika JK sampai mengkritik sekarang harus bermobil jauh jika harus rapat kabinet, sesuatu yang mungkin merepotkan dan melelahkan untuk seorang yang berumur layaknya JK.

2.Rakyat, terutama pengguna jalan tol Jagorawi terpaksa harus beradaptasi dan membiasakan diri terganggu rombongan wapres, menteri maupun pejabat lain yang menuju atau balik dari istana Bogor khususnya dijam – jam sibuk dan macet pergi dan pulang kantor.

3.Masyarakat Bogor juga rentan menjadi korban rekayasa lalu lintas sekitar istana Bogor nantinya. Jika sekarang saja kondisi seputaran istana Bogor sering macet parah apalagi nanti jika sering lalu lalangnya pejabat menuju dan pergi ke istana Bogor tentu membuat rakyat menjadi korban rekayasa lalu lintas.

4.Kenyamanan mengunjungi Kebun Raya Bogor ataupun sekedar melihat – lihat Rusa diistana Bogor bisa jadi akan berkurang drastis. Adanya sang presiden tentu menyebabkan pengamanan seputar istana Bogor menjadi lebih ketat dan bisa jadi menyebabkan pembatasan – pembatasan pada pengunjungnantinya.

Jokowi sepertinya tidak belajar dari era SBY dulu ketika mewujudkan rencana pindah istana. Betapa dulu SBY sering jadi bulan – bulanan disosial media karena aktivitas pulang pergi Istana – Cikeas yang sering mengganggukenyamanan pengguna jalan tol Jagorawi. Mungkin tak harus Jokowi langsung yang bakal membuat rakyat kesal dan menderita, namun rombongan pejabat yang hilir mudik dengan pengawalan polisi nanti juga berpotensi mengganggu rakyat yang bersinggungan dengannya.

Alasan Jokowi pindah istana rasanya juga masih bisa dipertanyakan, kalau alasannya kenyamanan rasanya bangsa ini akan malu jika menyediakan istana merdeka yang tidak nyaman pada presidennya, sosok yang diharapkan memimpin bangsa ini menuju kejayaan. Tapi kalau memang sebagai upaya menghindari intervensi Teuku Umar seperti gossip yang beredar nampaknya juga perlu dipertanyakan efektivitasnya. Dijaman teknologi yang serba canggih ini apasih yang tidak bisa dilakukan untuk mengintervensi dan menghubungi Jokowi jika memang itu yang terjadi.

Terlepas apapun motivasi, tujuan maupun kondisinya semoga presiden Jokowi mau membatalkan keputusannya untuk pindah keistana Bogor. Belajarlah dari SBY, jangan sampai nanti anda, kabinet ataupun orang – orang yang berhubungan dengan anda diSBYkan, dicaci maki dan jadi bulan – bulanan dimedia sosial karena dianggap mengganggu rakyat kecil

Jakarta, 16 Februari 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun