Materi dakwah tidak harus dengan mempergunakan bahasa yang tinggi, canggih, ndakik-ndakik, sehingga memenuhi syarat, namun yang sangat penting adalah berupaya untuk membahasakan ajaran-ajaran agama sesuai dengan tingkat kecerdasan objek dakwah. Oleh karena itu, dakwah sedapat mungkin menggunakan bahasa sederhana dan komunikatif, artinya mudah untuk diketahui dan dipahami oleh objek dakwah. Materi dakwah tidak ditentukan oleh seorang da'I, tetapi ditentukan oleh objek dakwah. Dibutuhkan kecerdasan, kecakapan, kepekaan, dan kejelian da'i dalam membaca kondisi objek dakwahnya.
Kita tahu, hari-hari ini media sosial (medsos) telah menjadi fenomena yang semakin mengglobal dan mengakar. Keberadaannya nyaris tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Sebagai bentuk aplikasi dalam komunikasi secara virtual, media sosial merupakan hasil dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Media sosial merupakan sebuah media daring, di mana para penggunanya melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi, berpatisipasi, dan menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial, dan ruang dunia virtual yang disokong oleh teknologi multimedia yang makin canggih.
Harus diakui, pada satu sisi, kemunculan media sosial telah menguntungkan banyak orang. Orang di belahan dunia mana pun bisa dengan mudah berinteraksi dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan melalui telepon. Selain itu, dengan adanya media sosial penyebaran informasi juga semakin cepat.
Dalam kaitan ini, media sosial dapat dipakai sebagai sarana berdakwah. Begitu masifnya manusia dalam memanfaatkan internet dan jejaring sosial, sehingga tentu saja akan sangat efektif jika media sosial digunakan sebagai sarana untuk menebar kebaikan atau berdakwah. Tentu saja dalam pemanfaatan media sosial sebagai sarana berdakwah haruslah disertai dengan sikap arif dan bijaksana.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H