[caption id="attachment_312295" align="aligncenter" width="784" caption="Skuad timnas Perancis (sumber: gibola.com)"][/caption]
Piala Dunia sepakbola FIFA atau yang lebih populer dengan nama Piala Dunia (PD) merupakan momen penting dalam pertandingan sepakbola antar negara diseluruh dunia. Menjadi gawe resmi dari federasi sepakbola dunia (Federation Internationale de Football Association). Meski PD diadakan pertama kali tahun 1930, namun 1907 adalah tahun berdirilah Federasi sepakbola dunia (FIFA) di Paris, Perancis. Pelopornya adalah Perancis, Denmark, Nederland, Spanyol, Swedia dan Swiss.
Jauh sebelum itu para pemikir sudah lama menaruh minat pada olahraga ini. Albert Camus, salah seorang filsuf Perancis, pernah bilang bahwa dirinya berutang kepada sepak bola karena olahraga ini mempertontonkan soal moral dan tanggungjawab. Di masa mudanya, Camus pernah jadi kiper, karena itu ia punya lebih banyak waktu merenungkan pertandingan. Claude Levi- Strauss, Sartre hingga Gramsci juga sudah menulis kajian filsafat sepak bola. Di Australia, pengelola klub menyeleksi pemain dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud.
Meski begitu di Perancis sepak bola pernah mengalami fase pelarangan. Orang Perancis yang mengenal bola dari tentara Romawi pada 50 sebelum Masehi, juga bermain tanpa aturan dan tanpa batasan jumlah pemain. Akibat larangan itu, sepak bola yang dinamakan soule ini baru kembali dimainkan orang pada abad 12. Tetapi dilarang kembali oleh Raja Felipe V di tahun 1319 yang diteruskan oleh raja-raja Perancis berikutnya.
Derrida, salah seorang filsuf asal Prancis, dulunya adalah salah satu penggemar klub Paris Saint Germain (PSG), dimana David Beckham pernah menjadi bagian dari PSG. Oleh Dr Martin, seorang dosen filsafat Perancis di Universitas Cambridge, pernah menuliskan tentang sosok mantan bintang Inggris ini sebagaimana dikutip dari BBC Indonesia. Dari sana filsafat eksistensialisme baru telah lahir. Penemunya yaitu Dr Andy Martin, Becksistentialisme adalah "eksistensialisme tetapi dengan potongan rambut sangat keren”. Beckham digambarkan telah mengalami titik balik saat memperkuat PSG, sampai Dr. Martin berujar, "Saya dapat membayangkan diri saya mengalami kehidupan seperti yang ia jalani di Paris.
Menyerah pada gagasan kecemasan eksistensialisme, ketidakberartian, dan absurditas seperti yang didefinisikan oleh penulis besar Prancis, Sartre? Atau menemukan "yang terbaik dari semua kemungkinan dunia" seperti tokoh Candice yang ditulis Voltaire? Adalah deretan pertanyaan yang pada akhirnya dipaksa oleh kehidupan untuk mengambil pandangan yang lebih kompleks. Meski dimulai dengan optimistis.
Untuk tidak terlalu jauh melihat hubungan antara filosofi dan sepakbola yang cenderung melampaui kepribadian seseorang. Patut disemaikan deretan para filsuf Perancis bahwa filosofi telah membentuk kondisi sepakbola dengan komposisi sebagai berikut :
1.Charles André Joseph Marie de Gaulle (C)
2.Rene Descartes
3.Napoleon Bonaparte
4.Jacques Derrida
5.Jeanne d'Arc
6.Marie Antoinette
7.Albert Camus (Kiper)
8.Roger Garaudy
9.Voltaire
10.Montesquieu
11.Jean-Paul Sartre
Pemain cadangan :
1.Paul-Michel Foucault
2.Blaise Pascal
Coach : Louis XVI
Bacaan Pemerkaya
1. http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/10/131023_pendidikan_beckham.shtml
2. http://filsafatsepakbola.blogspot.com/
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Filsuf_Perancis
Profil dan Bacaan Terkait
Prediksi Tim Jerman di Piala Dunia Brazil 2014 #serial filsuf
Prediksi Tim Italia di Piala Dunia Brazil 2014 #serial filsuf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H