Christiaan Snouck Hurgronje menemukan batu nisan para sultan Pasai di Aceh.
Christiaan Snouck Hurgronje, ulama Islam paling terkenal dan paling kontroversial di Belanda, bekerja selama tujuh belas tahun di Hindia Belanda. Pada tahun 1899, ia berada di Aceh, yang saat itu sedang berperang dengan Belanda. Selama ekspedisi militer ke bagian timur Sumatera Utara, ia menemukan batu nisan para sultan Pasai (abad ke-13 hingga ke-16) yang dihiasi dengan indah.
Pada tahun 1906, tahun Snouck Hurgronje kembali ke Belanda, sebuah proyek dimulai di bawah kondisi sulit untuk meneliti kuburan-kuburan tua dan khususnya prasasti-prasasti pada batu nisan. Ia terus mengoordinasikan proyek tersebut, dan sejak tahun 1912 survei arkeologi dilakukan oleh seorang juru gambar-fotografer muda, Jean Jacques (Jan) de Vink (1883-1945). Ia membuat foto, gambar, dan peta, juga cetakan tiga dimensi dari prasasti-prasasti tersebut dengan bantuan bubur kertas (yang disebut 'Abklatschen') dan menulis laporan-laporan terperinci. Semua bahan dikirim ke Snouck Hurgronje di Leiden.
Diterjemahkan oleh Wahyuda Sihombing dan ditulis oleh Marie-Odette Scalliet, mantan kurator di Perpustakaan Universitas Leiden
Dalam foto tahun 1915 ini, kita melihat Jan de Vink di ruang kerjanya di Kutaraja, pusat administrasi Aceh. Dengan seragam kolonialnya, ia meneliti transkripsi batu nisan yang rumit. Foto tersebut merupakan bagian dari koleksi Galestin, yang diperoleh pada tahun 1989. [Or. 20.965: 380 (4)]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H