Hal menarik juga bahwa sebagian besar driver sebenarnya menolak rencana ini karena justru akan mengurangi penumpang dan akan beralih ke transportasi lain. Pilihan menggunakan mobil online akan ditinggalkan ketika secara harga sudah tidak ekonomi lagi atau terlalu mahal. Sebuah survei yang dilakukan oleh driver penggagas kenaikan tarif ini bahkan menunjukkan bahwa sebagian besar driver menolak rencana penetapan harga ini.
Entah apa di benak pejabat di pemprov Sulsel dengan rencana penetapan harga ini justru di tengah situasi serba sulit. Jika alasannya pada kesejahteraan driver, seharusnya juga dipikirkan aspek kesejahteraan konsumen, sejauh mana konsumen bisa menanggung beban tambahan biaya rumah tangga. Secara bisnis juga buruk karena akan mengurangi pengguna ojek online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H