Ade Rosmana juga menyoroti penggunaan pupuk kimiawi bisa berdampak pada menurunnya kualitas tanah sehingga ia kemudian menyarankan penggunaan kompos.Â
"Penggunaan kompos ini ternyata efektif dalam menurunkan serangan hama PBK dan busuk buah," tambahnya.
Ade juga menyoroti bantuan pupuk sintesis subsidi dan non-subsisdi yang tidak merata dan datang tidak tepat waktu. Dampaknya terjadi kompetisi antara pupuk kakao dan pupuk untuk pertanian lainnyaÂ
"Pupuk untuk kakao sering dialihkan ke tanaman lain sehingga petani kakao sering kesulitan mendapatkan pupuk."Â
Ade melihat, subsidi pupuk untuk petani tidak efektif. Jika pun akan ada subsidi untuk petani sebaiknya diganti dengan subsidi mesin penghancur, yang bisa digunakan untuk pembuatan pupuk komposÂ
Untuk pengadaan bibit, Ade menyarankan kepada pemerintah agar mengharuskan penyediaan bibit untuk sambung pucuk. Â
Masalah lainnya adalah penyediaan bibit bersertifikasi di mana kualitas bibit yang disuplai kurang baik. Bibit yang dikembangkan menggunakan varietas lokal justru jauh lebih bagus pertumbuhannya.**
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H