Mohon tunggu...
Wahyu Chandra
Wahyu Chandra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan blogger

Jurnalis dan blogger, tinggal di Makassar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Patah Tulang Tak Harus ke Dokter

9 Juni 2015   08:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:09 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Insiden tabrakan pembalap Indonesia, Fadli, dengan pembalap Thailand, menyebabkan Fadli patah tulang di kaki kiri. Dilihat dari rekaman memang terlihat besarnya hantaman dari belakang pembalap Thailand itu. Kondisi Fadli dilaporkan kritis dan kemungkinan amputasi.

Insiden ini mengingatkan pada kecelakaan kemanakan saya sekitar 4 tahun silam. Ia terjatuh dari motor menyebabkan kakinya patah tebu. Untuk mengubah posisi kaki yang patah ke posisi semula maka dokter terpaksa menarik kali kemanakan saya itu dengan menggunakan pemberat dari dua botol aqua besar sebagai penarik. Bisa dibayangkan rasa sakit yang harus diderita kemanakan saya tersebut.

Tak tahan dengan kondisi tersebut, kakak saya kemudian tidak melanjutkan pengobatan dokter. Di kampung kami ada sebuah keyakinan jika patah tulang solusinya jangan ke dokter, tapi pergi lah ke pengobatan alternatif (nama keren dari dukun) spesialis tulang. Hampir di setiap daerah di Sulsel punya orang yang ahli masalah ini. Maka dengan penuh harap dan keyakinan kakak saya membawa anaknya, kemanakan saya, ke seorang dukun spesialis tulang d kabupaten sidrap, berjarak sekitar 200 km dari makassar.

Oleh dukun, kaki yang patah disiram air yang telah diberkati. Gips dan perban juga dicabuti sebelum pengobatan dilakukan. Ia tak dibutuhkan lagi. Yang dibutuhkan kemudian hanya keyakinan.

Hasilnya?

Dua minggu kemudian kemanakan saya sudah bisa berjalan kemana-mana tanpa rasa sakit. Dua bulan kemudian ia bahkan sudah bisa bermain bola dengan teman-temannya. Sekarang ia malah menjadi salah seorang pemain inti di tim bola di sekolahnya.

Tak terbayang gimana kondisinya sekarang jika dulu ia tetap melanjutkan pengobatan dokter dan berapa biaya yang harus dikeluarkan. Di dukun tadi biaya yang kakak saya keluarkan tak cukup 100 ribu untuk 'pembeli rokok' dukun spesialis tulang tadi.

Percaya tidak percaya pengobatan tradisional kadang jauh lebih tokcer dibanding pengobatan modern.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun