BP, yang kemungkinan mulai ragu dengan informasi kemudian menjawab:
Belum jelas. Saya sedang menghubungi laman yang saya link di atas nanya mereka dapet sajak itu dari mana. Tidur dulu ya ... selamat malam.
Muncul seorang dengan inisial MA mencoba memberi dukungan pada BP:
http://khairilanwar.wordpress.com/2007/09/25/taufik-ismail-kerendahan-hati/ ini web dr thn 2007 dan semua orang bilang ini karyanya taufik ismail. klo taufik ismail jujur, seharusnya dia dr dl bilang ini bukan karyanya....
Balas FZ kembali menegaskan apa yang sudah dikatakan sebelumnya:
@Muhammad Amin: saya juga sudah baca tadi. Tetap saja pengirimnya tak jelas dan sumbernya dari mana tidak jelas. Siapapun bisa posting apa saja dengan cara itu.
MA mencoba mengintimidasi dan mengalihkan topik ke hal lain:
Sebenarnya klo memang plagiat, mending ngaku saja. Toh sebagian besar karyanya kan ga plagiat, tp ya mbok jangan menekan2 sastra progresif. Klo pun ga plagiat, segera konfirmasi dng menunjukkan semua buku2nya dan membuktikan klo mmg ga plagiat. Ini menyangkut tokoh sastra yg dijadikan panutan, jd kejujuran adalah emas disini ;))
Jawaban FZ cukup diplomatis dan inilah yang menurut saya komentar yang paling penting dalam polemik ini:
Wah kalau itu dua hal berbeda. Tuduhan plagiat adalah tuduhan serius dan bisa menjadi kematian perdata bagi penulis. Oleh karena itu harus dibuktikan dimana plagiatnya. Dan ini tak ada hubungannya dengan sastra progresif. Mari kita fokus pada tuduhan yang serius itu. Benarkah TI melakukan plagiat?
MA sepertinya bergeming yang lalu menawarkan sebuah solusi: