Mohon tunggu...
Wahyu Chandra
Wahyu Chandra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan blogger

Jurnalis dan blogger, tinggal di Makassar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Motif di Balik Tuduhan Plagiarisme Penyair Taufik Ismail

3 April 2011   22:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:09 2340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini yang menarik ketika SH kemudian muncul, seperti meralat apa yang sudah dikatakan sebelumnya. Ia menulis:

dari awal saya tak yakin kalau TI sengaja memplagiat ....hanya untuk sebuah puisi ....karena saya kenal beliau serta dedikasinya .lepas dari setuju atau tidak atas sikap yng diambil terhadap lekra dll,masing2 orang boleh punya sikap.. disk...usi di hb yasin yng lalu dimana saya sbg pembicara ,juga bukan diskusi serius dan berbobot . penyelenggara asal2 an ,waktu molor 1 jam ,eks lekra yng sukses justru dipelihara kapitalis untuk beli lukisannya . malah mas pekik hrg nya 1 m dengan bangga. di paper saya yng diminta panitia ( tanpa diberi honor ),juga saya lontarkan kritik.....tak lebih dari nostaldia (walaupun mengharukan)..tanya saja mas odji lirungan ,btp kecewa saya ...seringkala kita menilai orang dari prasangka prasangka ...dan ingin menang sendiri ..gitu komenku .

Bisa diperkirakan, perlahan SH telah mulai faham dengan kondisi yang sebenarnya karena informasi yang diperolehnya pun semakin banyak, dan informasi itu tidak lagi sepihak atau dari sumber yang sama. Hal yang sama kemungkinan disadari juga oleh komentator-komentator lainnya karena semakin sedikit yang berkomentar setekah mendapat penjelasan klarifikasi dari FZ.

Ada juga pengamat luar yang sepertinya mengikuti dari awal namun baru berani berkomentar belakangan (BES):

ya ya ya.. orang awam kayak saya sudah mampu nilai dari rangkaian komen di atas; mana asbun, mana asplak..

FZ mencoba menguatkan posisinya dan posisi TI:

Tadi Pak TI datang ke perpustakaan saya, dan mengkonfirmasi langsung bahwa puisi itu bukan karya TI. Jadi sudah cukup jelas.

Ini lebih menarik lagi tanggapan dari SH:

saya di kalangan seni dikenal tidak pernah memberikan gratis setiap penghinaan...... (krn itu saya banyak dibenci kaum yng sinis ) tadi saya bertemu mas Ti sblm talkshwow di tvri ...tokoh sepuh 70 thn lebih, telah melewati berbagai onak keh...idupan ... saya percaya beliau seniman 24 karat . rumah puisi di bukit tinggi yng disemai ,sdh menjadikan ribuan bocah2 sd ,smp ,sma cinta sastra dan seni .....saya menyaksikan sendiri peristiwa apresiasi ... hojatan yng dilakukan para fb menurutku sangat keterlaluan .... bila saya TI pasti aku tuntut di meja hukum ...

Ini juga pengamat luar kita sebut saja nama lengkapnya Fadjroel Rahman:

saya menyimak dengan hangat diskusi ini bung Hardi, Fadli Zon dan Bramantyo. trims ats infonya yang menarik. GBU

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun