"Death Metal nggak harus kenceng. Baik tempo ato beatnya,"Chris Benner, vokalis band death metal, Digger. TERNYATA ungkapan Chris Benner itu betul-betul dijadiin pegangan ama Venomed. Band asal Jogja yang dibangun pertengahan Juni 2008 lalu dan diawaki ama Beni Ramdhani (vokal/growl), Risky Fauzan (gitar), Robby Surya Putra (bass), dan Roy Agus (drum). Band ini nggak pure main death metal, tapi juga nyoba ngenalin Slaming Death Metal. ”Di Indonesia masih dikit yang ngebawain subgenre Slaming Death Metal. Karena dianggap kurang garang,” tegas Risky Fauzan yang juga kakak kandung Beni Ramdhani. Karena sering bawain Slaming Death Metal, awal Juni lalu Venomed ngedapetin kesempatan yang cukup bikin bangga, yakni dipercaya jadi band pembuka Live Tour Condemned, band asal negeri Paman Sam. Venomed merupakan satu-satunya band asal luar Bandung. Abis dapet kesempatan manggung bareng Condemned, Venomed juga dipercaya ngisi album kompilasi internasional, Supreme Brutality Split 4 Way. Di album ini, Venomed bareng ama band asal Jerman (Deviated Sanity), Slovakia (Moonfog), Thailand (Splattered Orgasm). “Album ini dirilis ama label Metal Quest asal Thailand,” ujar Beni Ramdhani sembari nambahin kalo mau dengerin sampel lagunya bisa nongkrongin www.myspace.com/blastvenom. Venomed emang nggak bisa langsung moncer. Mereka juga ngalami masa sulit, yakni saat ditinggal bassis dan drummer mereka, sebelum kedatangan Robby dan Roy. “Awalnya kami dari satu daerah, Kalimantan Barat. Tapi sekarang kami jadi lebih berwarna,” jelas Risky. Awal gabungnya Roy di Venomed, Risky ama Beni sempet canggung. Coz Roy adalah drummer band Death Metal tuwir Jogja, Death Vomit. Menurut Risky, dulu dia cuma bisa denger en ngeliat Death Vomit manggung, namun sekarang dia malah bisa maen bareng drumernya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H