Mohon tunggu...
Wahyu Bimo
Wahyu Bimo Mohon Tunggu... Peternak - Blogger kompasiana

mencoba berbagi semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penipuan Berkedok Calo Akpol: Masalah Setiap Tahun

23 Agustus 2023   17:16 Diperbarui: 28 Agustus 2023   10:30 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.tarunaeducation.com editor ken teguh

Menjadi seorang perwira POLRI menjadi sebuah impian banyak orang, dengan tampang gagah pangkat mentereng "calon jenderal" katanya. Hal inilah salah faktor dalam seleksi AKPOL setiap tahun selalu membludag peminatnya. Lebih dari 10.000 siswa pendaftar yang diterima hanya 250-300 taruna dan taruni akpol. Sehingga dalam seleksi AKPOL sangat kompetitif selain memang seleksinya sendiri memang tidak musah.

Ibarat ada gula maka ada semut, di mana banyak manusia yang berkrumun maka akan banyak potensi kejahatan. Kita bisa lihat hampir setiap tahun selalu ada saja penipuan yang berkaitan dengan seleksi masuk AKPOL, yap berkedek menjadi calo. Calo adalah orang yang menghantarkan maksud dan tujuan orang lain. Namun sayang beribu sayang sang calo hanya mau uangnya saja, tujuan dan maksud maksud AKPOL ditinggal di terminal.

Kita lihat data
1. Yunie Suharti ditangkap polda lampung dengan modus calo AKPOL, dengan menggondol duit 250-700 juta. (Sumber berita kompas)
2. Kejadian di garut jawa barat dengan dua orang pelaku menipu dengan kedok calo AKPOL dan uang yang harus disetor kepada pelaku sejumlah 4,7 miliar. (sumber detik)
3. Yang ketiga terjadi di polda sumatera utara, seorang pria bernama imam wahyudi menipu catar AKPOL dengan kerugian 600 juta. (sumber merdeka)

Penipuan berkedok calo AKPOL terjadi dengan berbagai modus dan caranya masing-masing tapi yang pasti semua calo selalu berdalih bisa memasukan siswa menjadi taruna AKPOL lewat pintu belakang. Tentunya ini bukan hal yang baru dalam seleksi masuk AKPOL namun perilak umenyimpang seperti ini sangat tidak baik buat banyak pihak.

Pertama tentunya buat institusi POLRI sendiri dengan adanya jalur belakang, jalur khususlah atau istilah apapun yang tidak sesuai kompetensi seleksi masuk akan merusak citra POLRI itu sendiri. Di sisi lain POLRI juga mendapatkan SDM yang jauh dari standar dan ini akan menghantam POLRI sendiri. Bagaimana seorng periwra dicetak dari pintu belakang, dengan uang masuk yang tidak murah, jangan-jangan nanti bila mana menjabat akan korupsi. Alasannya sederhana, la wong dulu pas masuk aja habis miliaran.

Kedua buat calon taruna yang memiliki pontensi bagus, berkualitas justru tidak diterima, ini sungguh-sungguh disayangkan. Kalo melihat dari jumlah pendaftar rata-rata setiap tahuan diatas sepuluh ribu masa tidak ada yang berkualitas. Ko malah milih yang mental tempe, mereka yang berkualitas malah kalah sebelum bertanding.

Ketiga buat masyarakat dalam hal ini adalah prinsip keadilan, bila ini terus dilesatrikan maka budaya dan masyarakat kita hancur. Kalo kata anak-anak campus society and culture akan binasa.

Dari sekian tahun seleksi AKPOL kita harus berkaca dan instrospeksi, berbenah diri. Terutama dari sisi POLRI itu sendiri.

Ditulis oleh admin Taruna Education

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun