Namun dengan dekatnya kepentingan politis saat itu, bukan berarti buku ini meninggalkan jalur ilmiah dalam menganalisa kehidupan politik Bung Karno. Dengan bersandar pada sumber-sumber yang luas dimasanya, para penulis mencoba memberikan analisa dan gambaran tentang sosok Bung Karno khususnya dari segi perjuangan politiknya membebaskan rakyatnya dari penindasan imperialisme yang berkepanjangan.
Buku setebal 384 halaman ini dibagi dalam tiga bab, dimana bab pertama menceritakan tentang kehidupan masa mudanya dan sepak terjang Bung Karno dalam memimpin rakyatnya untuk merebut kemerdekaan. Sedangkan dua bab terakhir menelusuri perjuangan Bung Karno dalam melawan ‘pengeroyokan' dirinya oleh lawan-lawan politiknya dan rezim orde baru yang justru dipimpin oleh para anak didiknya.
Indonesia Menggugat
Soekarno dilahirkan di Jawa, Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901 dari keluarga pegawai priyayi Jawa. Ayahnya, R Soekemi Sosrodiharjo seorang guru muslim di sekolah yang berada di Singaraja, Pulau Bali. Sedangkan ibunya, Idayu Nyoman Rai merupakan perempuan Hindu, putri seorang Brahmana yang bertugas disebuah kuil.
Tidak adanya kefanatikan dalam beragama dikeluarganya memuat soekarno lebih banyak dipengaruhi oleh epos-epos rakyat dan pahlawan dari cerita wayang. Epos-epos itulah yang menamkan keyakinan pada Soekarno kecil tentang kebaikan yang pastinya menang melawan kejahatan.
Di usia remaja, Soekarno dititipkan di rumah Tjokroaminoto, teman ayahnya untuk bersekolah di sekolah Belanda. Di tempat inilah kesadaran berpolitiknya mulai tumbuh. Dimana dalam rumah Tjokro dirinya bertemu dengan calon-calon bapak bangsa seperti Tan Malaka, Agus Salim, Suwardi Suryoningrat dan calon pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) yakni, Semaun, Musso dan Alimin.
Setelah menyelesaikan sekolah, Soekarno melanjutkan studinya di Institut Teknik Bandung untuk mengambil gelar insinyur. Di Bandung pulalah Soekarno mengeluarkan tulisannya " Nasionalisme, Islamisme, Marxisme" yang akhirnya akan menjadi landasan utama kegiatan politiknya. Baginya, ketiga aliran ini jika disatukan akan menjadi ujung tombak untuk melawan kolonial dan imperialisme. Walaupun Soekarno tak akan pernah tahu jika dari salah satu aliran ini akan menjadi titik kelemahan yang menjungkalkannya dari tampuk kekuasaan dikemudian hari.
Puncak dari kegiatan politiknya di Bandung ialah mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang tujuannya mencapai kemerdekaan Indonesia dengan kekuatan dan kemandirian rakyat Indonesia. Baginya, PNI mewakili jiwa perjuangan rakyat kecil yang disebutnya kaum marhaen.
Marhaenisme, sebuah ajaran atau ideologi yang diciptakannya tentang rasa antikolonial dengan mengutamakan persatuan demi terciptanya kemerdekaan dan kemakmuran nasional, merupakan nama yang ditemukannya di Bandung setelah perkenalannya dengan petani di sana.
Perlawanannya yang begitu radikal terhadap kolonialisme Belanda lewat PNI membuat Soekarno dijebloskan ke penjara. Dalam penjara itu, Soekarno membuat pembelaannya yang terkenal yakni Indonesia Menggugat yang kemudian menjadi lembaran cemerlang dalam sejarah politik negeri ini.
Perjuangan Soekarno yang begitu keras pun membuahkan hasil, kemerdekaan Indonesia berhasil diwujudkan walaupun dalam perjalanannya, beberapa literatur sejarah yang mencatat jika kemerdekaan tersebut diberikan oleh Jepang, karena pada masa itu Indonesia telah jatuh ditangan kekuasaan Jepang.